
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN DAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT KUSTA DI PESISIR PULAU MAHANGETANG KABUPATEN SANGIHE TAHUN 2019
Author(s) -
Detty J. Kalengkongan,
Yeanneke Liesbeth Tinungki
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal ilmiah sesebanua/jurnal ilmiah sesebanua
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2655-2868
pISSN - 2597-7105
DOI - 10.54484/jis.v5i1.371
Subject(s) - medicine , geography
Penyakit kusta bila tidak ditangani dengan cermat, dapat menyebabkan masalah yang kompleks, baik dari segi medis yaitu cacat fisik, juga sampai pada masalah sosial budaya dan keamanan. Untuk mencapai eliminasi kusta pemerintah melakukan upaya menurunkan beban kusta dan memutuskan transisi kusta melalui pencegahan dengan upaya pemberian kemoprofilaksis Rifampisin dosis tunggal pada setiap orang yang hidup bersama serta berinteraksi dengan pasien kusta. Pulau Mahangetang merupakan salah satu kampung project demonstrasi (pilot) kegiatan pemberian kemoprofilaksis tahun 2019 oleh karena ditemui kasus kusta dengan jumlah 22 orang. Tujuan penelitian mengevaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan Penanggulangan dan Penatalaksanaan kusta di pesisir pulau Mahangetang. Metode penelitian deskritif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner, wawancara secara mendalam serta observasi langsung. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan 10 informan yang ditentukan oleh peneliti sendiri. Hasil penelitian ini menemukan, Kebijakan dan strategi Input evaluasi pelaksanaan pencegahan penanggulangan dan penatalaksanaan penyakit kusta belum berjalan secara optimal. Proses evaluasi program berjalan sesuai perencanaan, walaupun hasilnya belum maksimal. Output evaluasi pelaksanaan program dengan cakupan 215 orang (43,39%). Kesimpulan Input pelaksanaan belum berjalan secara optimal. Proses dan output pelaksanaan berjalan baik sesuai dengan perencanaan dengan cakupan 43,39%. Saran dalam melaksanakan program, sebaiknya melakukan advokasi kepada pihak penentu kebijakan, agar dalam pelaksanaan program dapat berjalan baik sehingga penularan kusta dapat ditekan.
If not handled carefully, leprosy can cause complex problems, both from a medical perspective, namely physical disabilities, as well as socio-cultural and security issues. To achieve the elimination of leprosy, the government has made efforts to reduce the burden of leprosy and decide the transition to leprosy through prevention by administering a single dose of chemoprophylaxis Rifampicin to everyone who lives together and interacts with leprosy patients. Mahangetang Island was one of the villages for the demonstration project (pilot) for the provision of chemoprophylaxis in 2019 because 22 cases of leprosy were found.The purpose of this research is to evaluate the implementation of the Prevention and Management Program of leprosy on the coast of Mahangetang Island. Qualitative descriptive research method with a phenomenological approach. Data collection obtained through questionnaires, in-depth interviews and direct observation. The sampling technique was purposive sampling with 10 informants who were determined by the researchers themselves. The results of this study found that the policies and input strategies for evaluating the implementation of leprosy prevention and management have not been running optimally. The program evaluation process goes according to plan, although the results were not optimal. The output of program implementation evaluation covered 215 people (43.39%). In conclusion, the implementation input has not run optimally. The implementation process and output went well in accordance with the planning with a coverage of 43.39%. Suggestions in implementing the program, it was better to carry out advocacy to policy makers, so that program implementation can run well so that the transmission of leprosy can be suppressed.