z-logo
open-access-imgOpen Access
Is there connection between Pentecostalism belief and hairstyle?
Author(s) -
Victor Christianto
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal teologi amreta
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2599-3100
DOI - 10.54345/jta.v5i1.73
Subject(s) - theology , philosophy , humanities , worship
The present article is intended for really devout Christians. Many Christian men andwomen often ask deep in their heart, how they can do their best to please Father inHeaven. There are guides on how to worship God, to dedicate their bodies and work,but how shall we glorify God with our hair? For women, there is a hint that we canfind in St. Paul’s letters to Corinthians: but are there guides for devout men? It turnsout that is quite delicate matter to discuss. Moreover, as we discussed in a recentpaper in this journal, there is limitation of Aristotelian logic to grasp spiritual termssuch as Trinity or Manunggaling Kawula Gusti in Javanese term. Now, allow us toemphasize the same point using non-Aristotelian logic and non-Diophantinearithmetics. In that sense, spiritual realms go beyond what science cannot go. In thelast section, we will discuss shortly on possible implications of worshiping God in theSpirit and the Truth. AbstrakArtikel ini ditujukan untuk orang Kristen yang benar-benar taat. Banyak pria danwanita Kristen sering menanyakan jauh di lubuk hati mereka: bagaimana kami dapat melakukan yang terbaik untuk menyenangkan Bapa di Surga? Ada panduan tentang bagaimana menyembah Tuhan, untuk mendedikasikan tubuh dan pekerjaan mereka, tetapi bagaimana kita akan memuliakan Tuhan dengan rambut kita? Untuk para wanita, memang ada petunjuk yang dapat ditemukan dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat Korintus: tetapi apakah ada panduan untuk kaum pria? Ternyata hal ini merupakan masalah yang cukup rumit untuk dibahas. Selain itu, seperti yang penulis bahas baru-baru ini dalam jurnal ini, terdapat  keterbatasan logika Aristotelian untuk memahami istilah-istilah spiritual seperti Trinitas atau Manunggaling Kawula Gusti dalam istilah Jawa. Sekarang, izinkan penulis untukmenyampaikan hal yang sama, namun dengan menggunakan logika non-Aristotelian dan non-Diophantine aritmatika. Dalam pengertian itu, alam spiritual melampaui apa yang tidak bisa dicapai oleh sains. Dalam bagian terakhir, kita akan membahas secara singkat tentang kemungkinan implikasi dari menyembah Tuhan di Roh dan Kebenaran.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here