z-logo
open-access-imgOpen Access
“Menemukan” Kembali Bali
Author(s) -
Wicaksono Adi
Publication year - 2021
Publication title -
dekonstruksi
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2797-233X
pISSN - 2774-6828
DOI - 10.54154/dekonstruksi.v5i01.74
Subject(s) - humanities , art
Setelah Puputan Bali, Pemerintah kolonial Belanda membuat kebijakan Beliseering, sebagai strategi mempertahankan kuasa politik melalui program pelestarian budaya. Beliseering adalah suatu proyek depolitisasi Bali dengan membendung segala pengaruh agama non-Hindu sekaligus mengalihkan benih-benih gagasan nasionalistik ke ranah pengawetan kebudayaan. Hal itu berpengaruh pada karya-karya generasi ketiga seniman Bali yang menempuh pendidikan di akademi, khususnya di ISI Yogyakarta. Sebagian dari para perupa kembali pada semesta figural makhluk-makhluk mitologis dan dunia perwayangan, dan sebagian lagi menggarap elemen-elemen visual ideoreligius dengan teknik seni modern. Artinya, seniman Bali, termasuk para para pelukisnya, cenderung lebih dekat pada cara pandang kuasi-representasional ketimbang murni representasional. Apakah nantinya mereka akan kembali ke haribaan eksotisme dunia mitologis atau lebih ke pusaran dunia material sebagai bagian dari manifestasi kebudayaan modern? Boleh jadi juga mereka akan terus berada dalam garis tegangan antara modernitas dan tradisionalitas berikut menifestasi aktual yang juga terus berubah.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here