z-logo
open-access-imgOpen Access
AJARAN GEREJA KATOLIK TENTANG PERDAGANGAN MANUSIA
Author(s) -
Eduardus Raja Para
Publication year - 2019
Publication title -
atma reksa/atma reksa
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2797-9830
pISSN - 2527-7421
DOI - 10.53949/ar.v4i1.74
Subject(s) - humanities , political science , art
Tak dapat disangkali bahwa dewasa ini praktek perdagangan manusia terjadi hampir di semua belahan dunia. Fakta di lapangan mengungkapkan bahwa persoalan ini telah menjadi tragedi kemanusiaan dan kejahatan yang mengancam dan membahayakan kehidupan umat manusia. Pada tahun 2012 korban perdagangan manusia mencapai 12,3 juta orang. Perserikatan Bangsa Bangsa mencatat bahwa, perdagangan manusia itu telah menjadi industri terbesar ketiga di dunia sesudah senjata dan narkoba dengan nilai bisnis mencapai 7 hingga 10 milyar dolar Amerika.Di Indonesia, kejahatan perdagangan manusia dilakukan secara terorganisir dan sistematis, dengan melibatkan para calo, sponsor, PJTKI, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, germo/mucikari, pemilik rumah bordil dan sindikat kriminal. Sindikat terorganisir tersebut sangat sulit diendus dan dilacak pihak berwajib karena modus operandi-nya sering berkedok aktivitas lain. Kelompok-kelompok yang paling rentan untuk diperdagangkan adalah orang-orang yang hidup dalam kemiskinan terutama kaum perempuan dan anak-anak. Menurut data Bareskrim Polda NTT tahun 2016, Provinsi NTT merupakan provinsi di Indonesia yang penduduknya paling banyak menjadi korban human trafficking. Karena itu Provinsi NTT dinyatakan dalam situasi darurat human trafficking. Situasi ini sangat mengkuatirkan sebab dapat mengancam masa kini dan masa depan masyarakat NTT.Menyikapi praktek perdagangan manusia Gereja tidak tinggal diam. Dari waktu ke waktu Gereja memberikan perhatian yang serius terhadap masalah ini. Kepedulian Gereja tersebut terungkap melalui seruan-seruan moral para pemimpin Gereja Katolik, sosialisasi, animasi, advokasi dan aksi-aksi sosial dan pastoral dari kongregasi-kongregasi religius, keuskupan-keuskupan, lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi Katolik untuk menolong para korban perdagangan manusia. Seruan dan advokasi tersebut didorong oleh kesadaran akan pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap martabat manusia sebagai gambar dan citra Allah serta memulihkan kembali wajah Allah yang rusak dalam diri para korban perdagangan manusia guna memulihkan martabat manusia yang telah diinjak-injak.Tulisan ini bermaksud untuk memaparkan Ajaran Gereja Katolik tentang perdagangan manusia, yang dapat ditelusuri sumbernya dalam Kitab Suci dan dokumen-dokumen Gereja, baik Gereja universal maupun Gereja lokal. 

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here