z-logo
open-access-imgOpen Access
Perkawinan Dalam Terang Kitab Suci
Author(s) -
Yohanes Fransiskus Siku Jata
Publication year - 2019
Publication title -
atma reksa/atma reksa
Language(s) - Azerbaijani
Resource type - Journals
eISSN - 2797-9830
pISSN - 2527-7421
DOI - 10.53949/ar.v4i1.72
Subject(s) - humanities , philosophy , psychology
Tulisan ini bermaksud memperkenalkan secara singkat Perkawinan Katolik dalam terang Kitab Suci. Menurut Kitab Suci, perkawinan dibentuk oleh Allah. Karena perkawinan dibentuk oleh Allah, maka perkawinan disebut suci, karena Allah sendiri adalah suci. Pemahaman tentang perkawinan sebagai hasil ciptaan Allah ini memiliki hubungan dengan penciptaan dunia dan manusia. Atas dasar pikiran ini maka perkawinan merupakan bagian dari maksud Allah menciptakan dunia dan manusia.Sebagai lembaga yang suci, perkawinan merupakan simbol perjanjian kesetiaan antara Tuhan dan Israel umatNya. Tuhan adalah Allah yang setia, sedangkan Israel adalah umat yang tidak setia. Sebagai Allah yang setia, Tuhan selalu memanggil Israel untuk setia seperti Dia. Tuhan tidak menghendaki Israel umatNya berpisah dari Dia. Kesetiaan terhadap janji Allah itu harus diwujudkan dengan tetap bersatu dengan Tuhan, bukan sebaliknya memisahkan diri dari Dia, lalu mempersatukan diri dengan dewa-dewi yang bukan Tuhan; bukan menceraikan diri dari pasangan suami istri sendiri, lalu menghampiri dan mengawini wanita dan pria lain. Karena itu perkawinan yang merupakan simbol persekutuan antara Tuhan dan umatNya ini bersifat tidak terceraikan. Dan perceraian merupakan bukti ketidaksetiaan manusia terhadap janji Allah. Perkawinan sebagai hasil ciptaan dan bentukan Allah menuntut keterlibatan total dari pihak manusia. Perkawinan adalah karya agung Allah yang menuntut partisipasi kreatif manusia demi mencapai cita-cita kebahagiaan dan keselamatan sesuai maksud Allah Pencipta.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here