
GAUDETE ET EXSULTATE: PANGGILAN KEPADA KEKUDUSAN
Author(s) -
Yohanes Donbosko Bhodo
Publication year - 2019
Publication title -
atma reksa/atma reksa
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2797-9830
pISSN - 2527-7421
DOI - 10.53949/ar.v4i1.68
Subject(s) - philosophy , humanities , theology
Para Bapa Konsili dalam Lumen Gentium menegaskan bahwa semua orang Kristen dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup dan kesempurnaan cinta kasih (LG 40). Kepenuhan hidup yang dimaksud adalah kekudusan. Kudus berarti menyatu penuh dengan Allah yang Mahakudus. Untuk mencapai kesatuan penuh dengan Allah yang Mahakudus, menuntut usaha dan perjuangan yang terus-menerus, karena kekudusan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Mendalami secara khusus dokumen Gereja yakni surat apostolik Paus Fransiskus, "Gaudete et Exsultate" serta beberapa ensiklopedi terkait kekudusan, ditemukan beberapa inti sari pembahasan. Kudus adalah term yang sangat sering muncul dalam Kitab Suci dan selalu diidentikkan dengan Allah sebagai satu-satunya pribadi yang kudus. Walaupun demikian, dalam dokumen yang terdiri atas lima bab tersebut Bapa Suci menegaskan bahwa kekudusan adalah hasil kerja sama antara manusia yang lemah dengan Allah pemberi rahmat. Oleh karena itu, manusia tidak perlu ragu-ragu dalam perjuangan untuk mencapai kekudusan. Sri Paus menawarkan agar setiap orang berjuang mencapai kekudusan ‘kelas menengah’ yaitu melalui jalan sederhana. Tidak perlu meniru kekudusan orang lain, kita harus punya cara sendiri menuju kekudusan. Kekudusan adalah suatu sikap hati yang menempatkan manusia ke dalam tangan Tuhan, kecil dan rendah hati - sadar akan keterbatasan dan selalu mau mengandalkan Tuhan yang sempurna.