z-logo
open-access-imgOpen Access
Konsep Diri Janda Cerai Usia Dewasa Madya Ditinjau dari Teori Person Centered Counseling
Author(s) -
Indah Fajrotuz Zahro,
Alifatuz Zahrotul Uyun
Publication year - 2020
Publication title -
attanwir: jurnal kajian keislaman dan pendidikan/attanwir : jurnal keislaman dan pendidikan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2599-3062
pISSN - 2252-5238
DOI - 10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v11i2.37
Subject(s) - humanities , psychology , art
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri janda cerai pada usia madya dan faktor-faktor yang mempengaruhi ditinjau teori client center counseling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus dengan subjek penelitian sejumlah 5 orang sebagai sumber primer yang diperoleh dengan teknik purposive sampling dan 2 orang, dokumentasi buku dan jurnal sebagai sumber sekunder. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi non partisipan. Data dianalisis dengan model interaktif dari Miles dan Huberman dan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan melainkan berkembang dari pengalaman yang terus menerus. Penyebab perceraian kelima subyek adalah mulai dari masalah ekonomi, hadirnya orang ketiga dan beberapa faktor lain. Pasca bercerai, lima informan sebagai orang tua tunggal mengasuh anaknya sendiri ataupun saudara dan berusaha mandiri memenuhi kebutuhan anaknya, tidak hanya dari segi finansial tetapi juga penanaman karakter. Konsep diri positif terbentuk pada kedua informan yang lebih lama menjanda. Anak, dukungan keluarga, guru spiritual dan dukungan kelompok sosial merupakan motivator untuk bangkit. Keyakinan pada Tuhan membuat para subjek mampu bersikap positif seperti ikhlas dan pasrah tentang apa yang dihadapi, sehingga dapat menikmati apa yang didapatkan saat ini tanpa berfikir negatif dengan masalah-masalah yang sudah terjadi. Faktor yang mempengaruhi kelima subjek pada penelitian ini adalah pengalaman dan pengetahuan atas masalah yang terjadi, orang lain dan prinsip hidup yang mereka yakini sebagai pedoman untuk kehidupan yang lebih baik. Rogers menyatakan bahwa seseorang memiliki kesanggupan untuk memahami faktor-faktor yang ada dalam hidupnya yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan dan memiliki kesanggupan untuk mengarahkan diri dan melakukan perubahan pribadi yang konstruktif dengan terbuka pada pengalaman, percaya pada diri sendiri, mampu mengevaluasi diri dan kesediaan untuk menjalani suatu proses

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here