z-logo
open-access-imgOpen Access
ANALISIS KADAR SAKARIN PADA HALUS MANIS YANG DIPERJUALBELIKAN DI KOTA MAKASSAR
Author(s) -
Waode Rustiah,
Nurul Ni’ma Azis,
Aulia Putri Cahyani Kaempe
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal medika/jurnal medika
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2797-1260
pISSN - 2540-7910
DOI - 10.53861/jmed.v6i2.232
Subject(s) - physics , food science , humanities , chemistry , art
Halus manis merupakan jajanan yang terbuat dari gula pasir yang diberi pewarna makanan dan dibuat menggunakan alat khusus yang berputar dan menghasilkan serat-serat gula yang halus. Dalam produksi halus manis terkadang ada pedagang menambahkan Bahan Tambahan Makanan (BTM) berupa sakarin. Sakarin adalah zat pemanis buatan dengan rumus kimia (C7H5NO3S), berbentuk bubuk kristal putih, mudah larut dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Efek samping penggunaan sakarin dapat menyebabkan gangguan tenggorokan berupa batuk dan radang tenggorokan serta dapat menimbulkan kerusakan membran sel serta timbulnya kanker kandung kemih karena bersifat karsiogenik jika dikonsumsi dalam kurun waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar sakarin dengan teknik pengambilan sampel random sampling dengan jumlah 10 sampel. Berdasarkan hasil penelitian uji kualitatif menggunakan uji kolorimetri diperoleh 7 sampel negatif (70%) dan 3 sampel positif (30%). Selanjutnya uji kuantitatif menggunakan uji alkalimetri diperoleh sampel 1 dengan kadar sakarin 0,0096 mg/kg, sampel 2 dengan kadar sakarin 0,0085 mg/kg dan sampel 5 dengan kadar sakarin 0,0096 mg/kg. Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 mengenai bahan tambahan makanan, batas maksimum sakarin yaitu 50-300 mg/kg bahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa halus manis yang diperjualbelikan di kota Makassar masih layak dikonsumsi karena masih masuk ambang batas yang ditetapkan.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here