z-logo
open-access-imgOpen Access
Menghadirkan Konsep Hifz Al-Irdi dalam Bermedia Sosial: Upaya Menyikapi Asusila Abu-Abu di Youtube
Author(s) -
Saibatul Hamdi,
Khabib Musthofa
Publication year - 2021
Publication title -
el madani
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2721-7167
pISSN - 2620-5998
DOI - 10.53678/elmadani.v1i02.129
Subject(s) - humanities , art
Fenomena asusila abu-abu di YouTube menjadi sebuah problem yang berdampak buruk, jika konten-konten tersebut ditonton terutama bagi generasi muda. Padahal sejatinya, dalam Islam fenomena demikian dianggap sesuatu yang dapat menjatuhkan kehormatan. Prinsip maqasid syariah telah mengarahkan tujuan kehidupan ini menjadi lima dasar pokok atau kulliyat al-khamsah. Salah satu pengembangan dari kelimanya adalah hifz al-irdi (menjaga kehormatan). Maka konsep ini begitu penting sebagai upaya menyikapi tindakan asusila abu-abu di YouTube. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengkaji tentang: (1) motif pembuatan konten asusila abu-abu; (2) wawasan Alquran mengenai hifz al-irdi; (3) hifz al-irdi sebagai etika bermedia sosial (YouTube). Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research) dengan menggali dan mengelaborasi ayat-ayat Alquran kemudian menghubungkannya dengan teori dan penelitian relevan. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Konten asusila abu-abu sejatinya telah mewabah khususnya pada konten YouTube Indonesia. Di antara motif munculnya keinginan membuat konten asusila abu-abu adalah karena dorongan faktor popularitas atau ketenaran serta karena faktor ekonomi atau pendapatan (finansial). (2) Ada banyak ayat Alquran yang berbicara mengenai hifz al-irdi, namun salah satu yang relevan terdapat dalam QS. Al-Baqarah: 273 yang berbicara tentang anjuran menjaga kehormatan dengan cara tidak meminta-meminta. Konteks ayat ini dihubungkan dengan larangan membuat konten yang buruk hanya untuk popularitas dan finansial belaka. (3) Di antara panduan Alquran dalam membuat konten yang menjunjung tinggi hifz al-irdi adalah konten yang tidak merangsang (mendekati zina), memakai pakaian yang pantas, dan mengutamakan budaya malu.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here