
Pendidikan Rumah Singgah Bagi Anak Kurang Mampu di Kota Batam
Author(s) -
Johannes Tarigan,
Fredy Simanjuntak,
Septerianus Waruwu,
David Martinus Gulo,
Ya’aman Gulo,
Josanti Josanti,
Otieli Harefa
Publication year - 2021
Publication title -
real coster
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2807-6044
DOI - 10.53547/rcj.v2i1.114
Subject(s) - humanities , creatures , sociology , art , history , archaeology , natural (archaeology)
Poverty is a condition that is never wanted by anyone. The condition of a large or small city does not guarantee that there will be no poor family in that place. However, the most important of these is what can happen to a poor family. How about their families, especially children born to poor families. Children who cannot afford it will certainly find it difficult to get an education and even their family's economic capacity may not be able to fulfil the three main human needs properly. Therefore, humans as social creatures cannot be separated from other humans. So that there need to be efforts from other individuals to help each other and the Halfway House becomes a solution for children who come from poor families.AbstrakKemiskinan merupakan keadaan yang tidak pernah diinginkan oleh siapapun. Keadaan kota yang besar atau kecil tidak menjadi jaminan ditempat itu tidak terdapat keluarga yang tidak mampu. Namun, yang paling penting dari hal itu adalah apa yang dapat terjadi terhadap keluarga yang tidak mampu. Bagaimana keluarganya terkhusus anak-anak yang lahir dari keluarga yang tidak mampu. Anak-anak yang tidak mampu tentunya akan kesulitan untuk mendapatkan pendidikan bahkan kemampuan ekonomi kelaurga mereka belum tentu dapat memenuhi tiga kebutuhan pokok utama manusia dengan layak. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat lepas dari manusia lainnya. Sehingga perlu ada upaya dari individu lain untuk saling membantu dan Rumah Singgah menjadi salah satu solusi untuk anak-anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.