z-logo
open-access-imgOpen Access
Hiperplasia Prostat Jinak
Author(s) -
Reynardi Larope Sutanto
Publication year - 2021
Publication title -
jimki: jurnal ilmiah mahasiswa kedokteran indonesia/jurnal ilmiah mahasiswa kedokteran indonesia
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2721-1924
pISSN - 2302-6391
DOI - 10.53366/jimki.v8i3.230
Subject(s) - gynecology , medicine
Pendahuluan: Hiperplasia prostat jinak atau BPH (benign prostatic hyperplasia) merupakan sebuah diagnosis histologik yang merujuk kepada proliferasi jaringan epitel dan otot halus di dalam zona transisi prostatika. BPH diderita oleh sekitar 18 – 25% laki-laki dengan usia di atas 40 tahun dan lebih dari 90% laki-laki dengan usia di atas 80. BPH dapat menurunkan kualitas hidup seseorang secara signifikan sehingga diperlukan pilihan terapi yang tepat untuk membantu kehidupan pasien BPH. Metode: Tulisan ini dibuat dengan penelusuran literatur (literature review) dari panduan praktik klinis, literatur ilmiah, situs web, dan buku teks terbaru dan terpercaya mengenai topik BPH. Pembahasan: Terdapat tiga tipe kelompok tatalaksana, yaitu terapi konservatif, medikamentosa, dan pembedahan. Pemilihan terapi dilakukan dengan memulai dari pilihan yang paling tidak invasif terlebih dahulu dengan tujuan peningkatan kualitas hidup. Meski sulit dicegah, beberapa tindakan preventif dapat dilakukan, seperti pemilihan obat-obatan yang tidak menimbulkan BPH lebih awal, pelaksanaan gaya hidup sehat dengan tidak merokok, berolahraga, penjagaan berat badan, dan pengaturan pola diet seimbang. Simpulan: BPH merupakan kondisi yang sangat prevalen pada populasi laki-laki lanjut usia. Meski tidak mematikan, kemampuan BPH yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien secara signifikan membuat pasien memerlukan pilihan tatalaksana yang tepat.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here