
Pembinaan Keterampilan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Bagi Kader Jiwa Wilayah
Author(s) -
Ratna Yunita Setiyani Subardjo,
Zahro Varisna Rohmadanai
Publication year - 2021
Publication title -
urecol journal. part h
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2797-1821
DOI - 10.53017/ujsah.50
Subject(s) - medicine , humanities , traditional medicine , art
Gangguan jiwa masih menjadi masalah serius kesehatan mental di Indonesia. Hasil Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa DIY berada di urutan pertama untuk tingkat gangguan jiwa tertinggi di Indonesia. Menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah DIY untuk melakukan upaya dari segala sisi dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat para penderita gangguan jiwa, baik secara preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Salah satu wilayah di DIY yang tingkat gangguan jiwanya masih tinggi adalah wilayah Kecamatan Kraton. Hal ini dibuktikan dengan adanya data dari Puskesmas Kecamatan Kraton bahwa terdapat sekitar 661 orang yang terpapar gangguan jiwa dan berbagai masalah kejiwaan dari 22.502 penduduk yang ada. 661 orang yang terpapar tersebut, sebanyak 53 orang didiagnosa dengan skizofrenia (gangguan jiwa berat. Masyarakat di lingkungan kecamatan Kraton kebanyakan adalah lansia dan pendatang. Keluhan yang paling sering muncul pada keluarga yang mengalami psikotik adalah; lelah, tidak berdaya, malu, dunia sempit, takut, hingga muncul waham dan halusinasi yang dapat mengakibatkan munculnya gangguan jiwa baru bagi keluarga. Upaya promotif dan preventif masih sangat langka dilakukan karena masyarakat kurang pengetahuan terhadap pengertian gangguan jiwa terutama bagaimana mengenali gejala-gejala yang dapat dijadikan penanda untuk deteksi awal. Berdasarkan permasalahan ini, maka penulis mengusulkan diadakannya pelatihan tentang deteksi dini gangguan jiwa kepada kelompok masyarakat di Wilayah Panembahan dan Patehan di kecamatan Kraton, Yogyakarta. Hal ini dikarenakan adanya penderita gangguan jiwa di wilayah tersebut cukup tinggi. Pelatihan ini diberikan dengan melibatkan pakar di bidang kesehatan jiwa seperti, psikolog dan psikiater serta pengamat kebijakan. Direncanakan diberikan sebanyak empat kali. Harapannya dapat membantu masyarakat meningkatkan kesehatan jiwa wilayahnya dengan membuka jaringan dengan Puskesmas, menjadi program Puskesmas yang dapat mengurangi kerentanan masyarakat setempat. Program ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangsih secara lebih luas menurunkan tingkat gangguan jiwa di wilayah Kota Yogyakarta/DIY dengan mengadvokasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan DPRD Kota Yogyakarta.