z-logo
open-access-imgOpen Access
Konsep Brechtian: Seni Sebagai Alat Penyadaran
Author(s) -
Alfian Syahmadan Siagian
Publication year - 1970
Publication title -
jurnal seni nasional cikini/jurnal seni nasional cikini
Language(s) - Uzbek
Resource type - Journals
eISSN - 2715-7482
pISSN - 2580-2860
DOI - 10.52969/jsnc.v3i3.61
Subject(s) - humanities , art , drama , visual arts
Tulisan ini membahas mengenai seni reproduksi sebagai alat penyadaran dalam masyarakat Indonesia. Seni yang mengavant-garde telah mewujud menjadi sesuatu yang adi luhung dan tidak terjangkau. Sementara seni yang reproduksional sifatnya hadir sebagai alat penciptaan kesadaran palsu yang lebih mengedepankan keterlibatan emosi. Diskusi ini akan memperlihatkan bahwa teks dan performasi yang digagas oleh Bertolt Brecht tidak hanya bermanfaat untuk kepentingan kajian performasi dan kajian teks drama melainkan juga bermanfaat untuk menganalisis drama atau teater sosial yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia dewasa ini. Konsep brechtian yang dibahas di sini adalah konsep yang menggagas bahwa seluruh apparatus pertunjukan, termasuk penonton dituntut untuk berjarak. Konsep inilah yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai verfremdungseffekt. Verfremdungseffekt sendiri dapat dimaknai sebagai keterasingan, keberjarakan, atau alienasi. Seluruh apparatus pertunjukan diharapkan “tidak terlibat” secara emosional dengan apa yang terjadi di atas panggung. Luaran yang diharapkan adalah penonton-penonton yang kritis yang akan merenungkan hasil tontonan mereka untuk kemudian menggagas sebuah perubahan sosial, politik, ekonomi dan budaya.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here