z-logo
open-access-imgOpen Access
JEJARING ULAMA NUSANTARA DENGAN TIMUR TENGAH ABAD XVII DAN XVIII (Studi Pemikiran Azyumardi Azra)
Author(s) -
Raha Bistara
Publication year - 2020
Publication title -
al-munqidz : jurnal kajian keislaman
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2715-8462
pISSN - 2302-0547
DOI - 10.52802/amk.v8i3.263
Subject(s) - art , humanities
Artikel ini ingin membahas bagaimana hubungan ulama Timur Tengah dengan kepulauan Nusantara abad ke-XVII dank e-XVIII melalui pemikiran Azyumardi Azra. Di mana jaringan ulama ini yang akan menemukan corak baru dalam tradisi keislaman di Timur Tengah dan Nusantara yakni berupa neo-sufisme. Neo-sufisme ini bukan tradisi keislaman modern yang muncul abad ke-XIX atau abad ke-XX melainkan pembaruan ini sudah dimulai abad ke-XVII kemudian disempurnakan pada abad ke-XVIII. Corak pembaruan ini meskipun bersifat kebaharuan tidak menghilangkan paradigma lama mengenai tasawuf. Tasawuf yang bersifat ex-travagant masih dipraktikan disejumlah orang di Mekkah. Meski demikian tidak terbukti bahwa para ulama kita berusaha menghapuskan seluruh aspek tradisi lebih awal dari tarekat-tarekat. Tidak hanya itu saja, neo-sufisme juga menjawab tuduhan kaum modernis yang mengganggap bahwa tasawuf hanya berkutat masalah jalan spriritual saja melainkan juga berkontibusi besar dalam urusan duniawi seperti  Syekh Yusud al-Maqassari yang menjadi pemimpin perang dan Arsyad al-Banjiri sebagai mufti dan seruan berjihad melawan kaum kolonialis.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here