
Pengaruh Perbedaan Jenis Medium Perendaman Terhadap Vase Life Bunga Potong Mawar Merah
Author(s) -
Adila Hafidzani Nur Fitria,
Dinda Widyani,
Elis Kurniani,
Jihan Salsabila,
Kelvin Pramudya Anantatur,
Meli Driyani,
Nabila Tazkiyyatul Afifah,
Narti Nurhatifah,
Neng Iis Nur Istiqomah,
Rudhya Nurul Ilma,
Suti Supadmi,
Syafira Aulia Putri,
Syifa Marwah,
Taufik Rahman,
Tri Suwandi
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal ilmiah respati
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2622-9471
pISSN - 1411-7126
DOI - 10.52643/jir.v12i1.1350
Subject(s) - horticulture , zoology , physics , food science , traditional medicine , chemistry , medicine , biology
Bunga mawar (Rosa hybrida) merupakan salah satu jenis bunga potong yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif untuk dikembangkan secara komersial. Namun, kesegaran dari bunga mawar merah potong tidak mampu bertahan lama akibat kandungan air yang tinggi pada mawar. Salah satu upaya untuk mempertahankan kualitas dan memperpanjang masa kesegaran bunga adalah dengan pemberian larutan perendam. Umumnya larutan perendam terdiri dari air, gula (sukrosa), bakterisida, dan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis medium terhadap vase life bunga potong mawar merah dan jenis medium yang paling efektif untuk memperpanjang vase life bunga potong mawar merah. Penelitian dilaksanakan dengan 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diuji, yaitu A (air mineral), AG (Air dan larutan gula 1%), GK1 (larutan gula 1% dan ekstrak kemangi 12,5%), GK2 (larutan gula 1% dan ekstrak kemangi 25%), GB1 (larutan gula 1% dan ekstrak belimbing wuluh 12,5%), GB2 (larutan gula 1% dan ekstrak belimbing wuluh 25%). Dan dalam setiap perlakuan berisi tiga bunga mawar potong. Data diolah secara statistik dengan teknik pengolahan data menggunakan Uji ANOVA dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan A, AG dan GB1 menunjukan tingkat kesegaran bunga yang paling tinggi, sedangkan pada perlakuan GK2 menunjukan tingkat kesegaran bunga yang paling rendah.