Open Access
Kebebasan dan Keterikatan Berfikir Manusia Perspektif Theologi Modern
Author(s) -
Rovi Husnaini
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal rasi
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2746-1149
pISSN - 2684-8430
DOI - 10.52496/rasi.v1i2.47
Subject(s) - humanities , philosophy , art
Wacana kebebasan dan keterikatan manusia dalam konteks Theologi/Kalam menjadi pembahasan menarik dari masa kemasa. Kebebasan berpikir disebut juga kebebasan hati nurani dimana kebebasan manusia untuk memiliki dan mempertimbangkan suatu sudut pandang atau pemikiran yang terlepas dari sudut pandang orang lain. Konsep ini berbeda dengan konsep kebebasan berbicara dan berekspresi.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini besifat Kualitatif karena data yang dibutuhkan bersifat teoritis, melibatkan unsur metodis umum filsafat. Metode ini dapat diartikan dalam suatu proses tindakan, rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana, sistematis untuk memperoleh pemecahan permasalahan tentang theologi.
Kebebasan dan keterikatan manusia dalam kehidupan ini sudah dimulai sejak era kalam Klasik yakni ketika berkembang aliran Jabariyah dan Qadariyah. Corak kalam Mu’tazilah yang rasional menempatkan paham Qadariyah sebagai salah satu kekuatan yang meneguhkan paham theologisnya.
Dalam konteks teologi Modern, akal memiliki pran sentral. Akal adalah potensi yang diberikan tuhan kepada manusia untuk mengarungi kehidupan dunia. Dengan akalnya manusia bisa menentukan arah hidupnya sendiri tanpa terbelenggu dengan “takdir” Tuhan. Manusia hidup untuk mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya, bukan sebaliknya. Pada hakekatnya menafikan diri bukanlah ajaran Islam karena hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Corak theologi modern ini antara lain adalah dialektika antara akal dan realitas untuk mencapai puncak peradaban umat.