
Makna Simbolik Tradisi Tingkeban Perpektif ‘Urf Di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso
Author(s) -
fatholla fatholla
Publication year - 2020
Publication title -
at-turost : journal of islamic studies/at-turost : journal of islamic studies
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2581-1622
pISSN - 2086-3179
DOI - 10.52491/at.v7i1.39
Subject(s) - art , humanities
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna simbol yang terdapat pada tradisi tingkeban dan hukum tradisi tingkeban perspektif ‘urf. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu menggambar beberapa data yang diperoleh di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso.Prosedur pengumpulan data menggunakan obeservasi, wawancara dan Dokumentasi. Kemudian dilanjutkan pada proses editing, klasifikasi, verivikasi dan analisa. Proses analisa didukung dengan kajian pustaka berupa makna simbol dan ‘urf. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 1) Tradisi tingkeban di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso dikategorikan sebagai ‘urf shahih yang tidak bertentangan dengan syara’ atau nash (Al-Qur’an dan hadits) serta membawa kebaikan. 2) Ada tiga makna simbol pada tradisi tingkeban baik sesaji dan perlengkapan maupun pelaksanaannya yaitu: pertama makna religius yaitu ungkapan rasa syukur kepada Allah dan selalu taat beribadah kepada-Nya serta memohon keselamatan bagi perempuan yang hamil dan juga bagi bayi yang ada dikandungannya. Kedua, makna moral (sopan santun) yaitu kesiapan orang tua untuk merawat dan membimbing anaknya untuk menjadi seseorang yang mempunyai akhlak (sopan santun). Ketiga, makna sosial yaitu manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian melainkan hidup bermasyarakat sehingga manusia harus saling membantu dan saling tolong menolong.
Al-Barry, Muhammad Dahlan.1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Chafidh dan A.M, Asror. 2008. Tradisi Islam Panduan Prosesi Kelahiran, Perkawinan
dan Kematian. Surabaya : Khalista.
Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Penelitian Research II. Yogyakarta: Andi Offset.
Herawati, Isni. 1998. Perubahan Nilai Nilai Upacara Tradisional pada Masyarakat pendukung. Jogjakarta: Direktorat Sejarah.
2007. Makna Simbolik sajen Tingkeban. Yogyakarta: Jantra.