
Pengaruh pH Fermentasi dan Putaran Pengadukan pada Fermentasi Molasses terhadap Produksi Bioetanol
Author(s) -
Annisa Fitriyah Permata Cika,
Yuli Uztamila,
Sahrul Effendy A,
Aida Syarif,
Ibnu Hajar
Publication year - 2022
Publication title -
jurnal pendidikan dan teknologi indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2775-4219
pISSN - 2775-4227
DOI - 10.52436/1.jpti.107
Subject(s) - food science , fermentation , physics , chemistry
Bioetanol merupakan bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan juga bahan bakar alternatif. Salah satu bahan baku yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bioetanol adalah molase atau tetes tebu yang merupakan sisa pembuatan gula tebu namun masih mengandung glukosa yang tinggi. Komposisi yang penting dalam molase adalah TSAI (Total Sugar as Inverti) yaitu gabungan dari sukrosa dan gula reduksi. Molases memiliki kadar TSAI antara 50 – 65 %. Konversi molase menjadi bioetanol dilakukan dengan cara fermentasi didalam fermentor. Fermentor berpengaduk merupakan salah satu tipe fermentor yang banyak digunakan. Pengadukan berfungsi untuk meratakan kontak sel dan substrat, menjaga agar mikroorganisme tidak mengendap dibawah bagian bioreaktor. Kualitas dan kuantitas hasil fermentasi dapat dipengaruhi oleh derajat keasaman, pH yang terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa) dapat memicu tingkat kematian sel mikroba. Selain itu, kecepatan pengadukan juga berpengaruh terhadap kontak substrat dalam fermentor untuk mengonversi molase. Artikel ini membahas tentang kengaruh pH fermentasi (4, 4,5, 5, 5,5, dan 6) dan kecepatan pengadukan (15, 35, 55, 75, 95rpm) terhadap kualitas dan kuantitas produksi bioetanol menggunakan fermentor berpangaduk. Dari penelitian ini didapatkan Ph optimal termentasi mulai dari pH fermentasi 5,5 sampai dengan 6 dan kecepatan pengadukan optimum pada penelitian ini adalah 95 rpm