Open Access
PENINGKATAN EKONOMI PETANI KOPI DI KAMPUNG PELAG MELALUI BUDIDAYA DAN PENGEMBANGAN KOPI PELAG
Author(s) -
Heri Hermawan,
Dito Hastha Krisandy,
Maya Lutviana Aulia,
Rara Ayuni Rahmadani,
Tintin Febrianti
Publication year - 2020
Publication title -
mahatani
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2721-513X
pISSN - 2622-1896
DOI - 10.52434/mja.v2i2.787
Subject(s) - agricultural science , humanities , biology , art
Varietas Kopi Arabica Java Preanger dapat ditemukan di Kabupaten Garut, yaitu di Kampung Pelag, Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi. Varietas kopi ini hampir punah, maka dari itu budidaya dikembangkan oleh PT Indonesia Power UPJP Kamojang melalui program CSR tahun 2011. Program ini berfokus pada penguatan ekonomi masyarakat di Kampung Pelag melalui pengembangan kopi langka. Pengembangan varietas kopi ini di Kampung Pelag dan dibudidayakan di 35,7 hektar lahan milik masyarakat dan 42,6 hektar lahan milik Perhutani yang dikelola oleh masyarakat. PT Indonesia Power UPJP Kamojang melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam budidaya kopi sebagai salah satu upaya mengatasi kepunahan Kopi Pelag. Tujuan penelitian adalah melihat apakah budidaya dan pengembangan Kopi Pelag dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan bagaimana cara masyarakat membudidayakan dan mengembangkan Kopi Pelag. Penentuan responden dilakukan secara purposive (sengaja), yaitu Kuswana (Local Hero Kampung Pelag), Kepala Desa Sukalilah, Anggota Koperasi Pelag Mandiri Jaya. Penelitian dilakukan pada bulan JanuariMaret 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya pendampingan dapat meningkatkan keterampilan dan taraf hidup masyarakat petani kopi di Kampung Pelag. Program ini dapat menyelamatkan varietas Kopi Pelag dengan cara bekerjasama dengan program BUMDES dalam penyediaan 100.000 bibit per tahun, wajib menanam 100 pohon tiap Kepala Keluarga, sistem tumpang sari dengan sayuran, dan perluasan area tanam kopi di lahan perhutani. Selain itu, masyarakat tidak lagi menjual dalam bentuk biji kopi segar (cherry) dengan harga Rp 8.000 per kg melainkan dalam bentuk roasted bean dan kopi bubuk siap seduh dengan harga Rp 1.500.000 per kg sehingga pendapatan petani meningkat.