
RESILIENSI PEMULUNG DI KELURAHAN PETOAHA KECAMATAN NAMBO KOTA KENDARI
Author(s) -
Muhammad Yasir,
Li Wang,
Dewi Anggraini
Publication year - 2021
Publication title -
welvaart
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2716-3679
DOI - 10.52423/welvaart.v2i1.20033
Subject(s) - humanities , physics , psychology , art
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kebutuhan dasar pemulung dan untuk mengetahui resiliensi pemulung dalam memenuhi kebutuhan dasarnya di Kelurahan Petoaha Kecamatan Nambo Kota Kendari. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 14 orang yang terdiri dari 8 orang pemulung yang ada di Kelurahan Petoaha, 1 orang pembeli barang bekas, 3 orang Aparat Kelurahan Petoaha, dan 2 orang pegawai Dinas Sosial. Setelah seluruh informasi dikumpulkan, baik melalui proses observasi, wawancara maupun studi dokumentasi maka selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan cara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ada lima jenis kebutuhan pemulung yang dapat digolongkan dalam kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sandang (pakaian), pangan (makanan), papan (perumahan atau tempat tinggal), kesehatan dan pendidikan. Sedangkan kemampuan individu pemulung dalam memenuhi kebutuhan dasarnya atau disebut juga resiliensi pemulung dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dapat dilihat dari empat aspek. Pertama, social compentence yaitu kemampuan sosial pemulung yang ditunjukkan melalui saling berbagi makanan kepada tetangga dan saling bantu mengangkat hasil pulungan. Kedua, problem solving skill yaitu kemampuan memecahkan masalah yang ditunjukkan oleh pemulung melalui memperbanyak frekuensi memulung dan mencari kerang serta menjualkan hasil tangkapan nelayan. Ketiga, autonomy yaitu kemampuan pemulung yang ditunjukkan melalui kemampuannya untuk mengabaikan pandangan negatif yang datang dari orang lain dan tetap menilai positif pekerjaannya sebagai pemulung. Keempat, sense of purpose yaitu kemampuan pemulung yang ditunjukkan dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan menaruh harapan besar pada anaknya agar mampu menyelesaikan sekolahnya paling rendah hingga jenjang Sekolah Menengah Atas.