
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM TUTURAN NOVEL PERSONIFIKASI SASTRA DAN FILSAFAT
Author(s) -
Welly Santiung
Publication year - 2019
Publication title -
klasikal: journal of education, language teaching and science
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
ISSN - 2656-8772
DOI - 10.52208/klasikal.v1i3.28
Subject(s) - humanities , art
Novel menggunakan tuturan dan percakapan yang memenuhi prinsip kesantunan berbahasa. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: bagaimana penggunaan kesantunan berbahasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa. Menganalisis data kemudian diinterpretasikan menurut prinsip kesantunan berbahasa. Ketika kita membaca sebuah karya sastra, tentunya kita dapat melihat betapa indah karya sastra itu dengan gaya tulisannya masing masing. Keindahan itu dapat kita lihat mulai dari penuturan ide yang menggunakan simbol tertentu, alur atau jalan cerita yang unik, hingga pada konklusi dari cerita tersebut dibuat. Setiap penulis memiliki hak untuk membuat karyanya menjadi sesuatu yang bermakna dan dapat mempengaruhi masyarakat.
Secara asasi, baik karya sastra maupun filsafat merupakan suatu hasil refleksi penulisan ini atas keberadaan manusia. Hanya saja, jika sastra merupakan refleksi evaluatif, filasafat merupakan refleksi kritis. Harus diakui bahwa diantara karya sastra sejenis itu, terdapat karya yang lebih mengedepankan filsafat daripada sastranya atau sebaliknya. Dalam konteks itu, gagasan filsafat yang dibungkus ke dalam kemasan sastra haruslah tetap ditempatkan sebagai karya sastra. Gagasan yang terkandung dalam karya itu seyogianya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari unsur kesastraan lainnya. Dengan demikian, gagasan filsafat akan melebur menjadi salah satu unsur yang justru ikut membangun nilai nilai estetika karya yang bersangkutan.