z-logo
open-access-imgOpen Access
Model Penanaman Budaya Religius Bagi Siswa
Author(s) -
Mukhamat Saini
Publication year - 2019
Publication title -
tabyin
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2686-0465
DOI - 10.52166/tabyin.v1i1.2
Subject(s) - sociology , humanities , psychology , art
Untuk mengatasi perubahan zaman yang selalu berkembang dan berubah, pada era globalisasi ini dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya adalah penjajah baru dalam bidang kebudayaan dan tuntutan masyarakat akan perlunya penegakan hak asasi manusia serta perlakuan yang lebih adil, demokratis, manusiawi dan bijaksana. Penjajahan kebudayaan yang masuk antara lain ialah budaya barat yang bersifat hedonisme. Yang berakibat manusia menjadi meremehkan nilai-nilai budi pekerti dan juga agama karena dianggap tidak memberikan kontribusi secara material dan keduniaan. Oleh karena itu, budaya religius sekolah sangatlah diperlukan untuk mewujudkan pribadi manusia khususnya peserta didik agar tercipta generasi muda yang religius dan taat pada agamanya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferabilitas, dependibilitas dan konfirmabilitas. Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Budaya religius yang tertanam di SMAN 2 Nganjuk adalah: Budaya 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun), saling hormat dan toleran, kajian-kajian ke-Islaman, tadarus bersama dan holat berjamaah budaya religius yang tertanam bagi siswa di MAN 1 Nganjuk adalah membangun rasa saling percaya dan terbuka dalam berfikir, dari kedua budaya tersebut sekolah memberikan kegitan-kegiatan keagamaan antara lain: istighosah sholat hajat dan dhuha berjamaah setiap dua minggu sekali pada hari Senin, bedah kitab kuning, kajian Islam kontemporer, baca tulis Qur’an (BTQ), mengaji dan bersholawat Nabi sebelum memulai pelajaran, peringatan-peringatan hari besar Islam, adanya ponpes kilat di pondok pesantren Miftahul ‘Ula dan adanya khotmil Qur’an setiap awal bulan minggu pertama. 2) Strategi sekolah dalam menanamkan budaya religius pada siswa SMAN 2 Nganjuk adalah dengan: a. Knowing yaitu dengan memberikan pemahaman materi PAI secara mendalam; b. Living yaitu seluruh elemen sekolah mulai dari kepala sekolah sampai dengan siswa semuanya saling memberikan contoh atau suri tauladan yang baik; c. Actualing Acting yaitu sekolah membiasakan murid dengan kegitan-kegiatan keagamaan yang nantinya bisa diterapkan di masyarakat. Sedangkan strategi MAN 1 Nganjuk: a. Pendekatan suri tauladan (Living); b. Pembiasaan (religius Activity); c. Mengawasi secara berkelanjutan (supervision); 3) Dampak pembentukan budaya religius terhadap perilaku keagamaan siswa SMAN 2 Nganjuk adalah jika siswa sudah terbiasa hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kebiasaan religius, kebiasaan itu pun akan melekat dalam dirinya dan diterapkan di mana pun mereka berada. Dampak pembentukan budaya religius terhadap perilaku keagamaan siswa MAN 1 Nganjuk adalah untuk menjadikan siswa memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu.  

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here