Open Access
Pengembangan Pembelajaran IPS MI Berbasis Model Prolem Based Learning dan Berorientasi Kekinian
Author(s) -
Tri Rachma Zakiya Ningtyas
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal pendidikan dasar islam
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2620-9004
pISSN - 2620-8997
DOI - 10.52166/mida.v3i2.985
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
Pembelajaran IPS umumnya hanya sebatas mengingat suatu fakta-fakta dan tidak sampai menjadikan peserta didik merasa terlibat dalam realitas yang terjadi di lingkungan sosialnya. Guru masih bertopang pada konsep yang abstrak dan tidak terapresiasi untuk dapat ditindaklanjuti oleh peserta didik. Guru masih memposisikan peserta didik sebatas sebagai pendengar pasif. Hal ini mengakibatkan nalar kritis peserta didik menjadi beku dan sulit memecahkan persoalan sosial yang mereka hadapi nantinya.
Melalui penggunaan model Problem Based Learning (PBL), pembelajaran IPS dapat berkembang secara kuantitatif dan kualitatif. PBL menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan. Penerapan model PBL di tingkat pendidikan dasar memiliki batasan dalam mengkonstruksikan pemikiran anak didik dan tidak boleh menggiring ke suatu permasalahan sosial yang rumit dan memerlukan analisis dari berbagai disiplin ilmu.
Penekanan materi Ilmu Pengetahuan Sosial di SD/MI seharusnya lebih pada fakta-fakta riil yang terjadi yang berkenaan dengan interaksi manusia dengan lingkungan geografis, sosial, budaya, dan ekonomi manusia. Kegiatan pembelajaran dengan model PBL dirancang untuk memberikan pengalaman belajar dari segi fisik dan mental. Pola pengembangan melalui model PBL, adalah dengan mencatat sendiri pengetahuan yg bermakna (inkuiri). Pembelajaran IPS menjadi kesempatan untuk memperbelajarkan peserta didik tentang pengetahuan sosial yang dapat dijadikan evaluasi dalam menyongsong kehidupan bernegara di masa akan datang.
Dalam pelaksanaannya, model PBL menggunakan berbagai sumber belajar yang terstruktur, tidak monoton, dan berbaur. Termasuk di dalamnya dapat menggunakan kegiatan retensi dengan menyajikan materi yang mengena dalam mengajarkan materi interaksi manusia berkaitan dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi.