Open Access
PERSEPULUHAN MENURUT MALEAKHI 3:7-12
Author(s) -
Afgrita Fendy Christiawan
Publication year - 2018
Publication title -
missio ecclesiae /missio ecclesiae
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2721-8198
pISSN - 2086-5368
DOI - 10.52157/me.v7i1.81
Subject(s) - humanities , theology , art , philosophy
Kitab Maleakhi menyatakan ketertinggalan bangsa Israel dalam mewujudkan ketaatannya kepada Allah. Meskipun demikian Allah tetap mengasihi mereka. Maleakhi mengajak bangsa ini untuk memulihkan hubungan mereka dengan Tuhan dengan cara memulihkan kerohanian mereka. Tidak hanya kepada seluruh suku, tetapi juga sampai kepada pelayan Tuhan yaitu Lewi dan Imam. Maleakhi berbicara dalam otoritas ucapan ilahi. Taurat adalah pemberian Tuhan untuk mengatur prilaku bangsa Israel sebagai umat kepunyaan Allah. Persepuluhan adalah bentuk peribadatan dan wujud keaktifan dalam mendukung kegiatan keimamatan dalam bait Allah. Pengabaian persepuluhan berdampak kepada terhambatnya pelayanan karena para imam bekerja bagi nafkah mereka masing-masing. Taurat itu sendiri tidak hanya berlaku kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain yang percaya kepada YHWH. Perbuatan baik adalah penting, tetapi persepuluhan juga penting. Tidak boleh mengabaikan salah satunya. Suku Lewi tidak menerima persepuluhan sebagai upah, tetapi sebagai warisan. Persepuluhan adalah wajib. Tidak memandang pekerjaan ataupun tingkat penghasilan. Suku Lewi hidup dari persepuluhan, namun mereka juga memberikan persepuluhan terbaik mereka kepada para imam. Bangsa Israel telah menghina Tuhan, khususnya para imam dengan tidak hormat dan tidak takut kepada Tuhan. Hidup mereka sudah jauh bertentangan dengan hukum Tuhan dengan mempersembahkan persembahan yang tidak layak, kawin-cerai dan kawin campur dengan bangsa kafir. Mereka juga berbicara dengan sembarangan memuji orang-orang gegabah dan fasik. Tuhan mengingatkan mereka bahwa ada hari penghakiman dan penghukuman bagi orang angkuh dan berbuat jahat, namun juga hari kemenangan bagi orang benar. Dalam menjalankan persepuluhan memerlukan kesungguhan seperti yang diteladani dari Abraham (dan Yakub). Persepuluhan Musa juga memandang kepada teladan Abraham. Persepuluhan harus jujur dan utuh. Sejak nenek moyang mereka, bangsa Israel sudah mengesampingkan ketetapan Tuhan. Masalah ini akan tetap berlangsung jika mereka tidak bertobat. Mereka juga sudah lama tidak menjalankan persembahan persepuluhan sehingga tempat perbendaharaan tidak terisi dan tidak ada makanan bagi orang Lewi. Tuhan kecewa kepada Lewi dan Imam yang mengabaikan tugas mereka dan bertindak dengan pandang bulu. Mereka gagal memberikan instruksi yang benar dalam Taurat. Mengakibatkan Bangsa Israel bertindak menyimpang dan tidak tahu bahwa itu salah. Bangsa ini hancur dalam ketidaktahuan. Mereka merampok Allah dengan terus menerus tidak memberikan persepuluhan dan persembahan. Tindakan itu sudah menjadi kebiasaan buruk (profesi). Maleakhi menyerukan pertobatan dan supaya bangsa Israel mengingat kembali akan kesetiaan Tuhan. Mereka dituduh telah merampok Tuhan karena lalai pada persepuluhan dan persembahan khusus yang adalah nafkah para imam. Persepuluhan adalah serius, sehingga dengan tidak memberikannya sama saja dengan merampok Tuhan. Cara untuk kembali kepada Tuhan di antaranya adalah dengan menghiraukan persepuluhan. Bangsa Israel tidak memberikan persepuluhan atau memberikan namun tidak sebagaimana seharusnya. Kesulitan ekonomi menjadi alasan bangsa Israel untuk tidak memberikan persepuluhan. Mereka merasa dirinya begitu susah sehingga layak jika bertindak tidak hormat kepada Tuhan. padahal justru pengabaiannya terhadap persepuluhan itulah yang membuat berkat mereka terhambat. Mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka justru memperburuk keadaan karena mendatangkan pengadilan, peringatan dan kutuk dari Tuhan. “Dengan kutukan kamu terus menerus dikutuk, tetapi masih tetap terus menerus merampok Tuhan”. Kutuk itu mengikat dan membatasi berkat. Bangsa Israel menjadi bangsa yang besar karena Tuhan, namun mereka tetap merampok Tuhan. Orang yang tidak tahu bagaimana memberi, maka mereka akan menerima makin lama makin sedikit. Tuhan meminta mereka menguji Dia dengan persepuluhan karena Ia pasti memulihkan perekonomian mereka. Berkat akan dicurahkan berlimpah sampai tidak lagi diperlukan. Tuhan adalah sumber penghidupan mereka, karena itu memberikan persepuluhan tidak mengurangi penghasilan mereka, justru lebih. Allah memerintahkan agar kembali melakukan persepuluhan yang lama diabaikan ke Bait Allah yang adalah rumah perbendaharaan. Ketaatan mereka memenuhinya adalah wujud ketaatan kepada Allah. Ada jaminan bagi yang taat. “Ujilah Aku” perintah Tuhan sebagai bukti kesetiaan-Nya. Bangsa Israel meragukan pemeliharaan Tuhan dalam ketidaktahuan mereka, karena itu tantangan dari Tuhan ini muncul. Mereka bertanggungjawab jika Imam dan Lewi kelaparan karena absen nya persepuluhan. Karena memberi persepuluhan semata-mata karena menghormati Tuhan. Kegagalan persepuluhan sebenarnya berakar kepada kekikiran karena tidak percaya/ meragukan Allah. Memberikan Persepuluhan merupakan bentuk ketaatan. Allah adalah sumber berkat dan hanya dirasakan oleh orang yang takut kepada-Nya. Berkat adalah Kekuatan dari Allah yang datang dari Allah yang mendatangkan keberuntungan dan kekayaan bagi manusia. Tuhan menjaga sumber penghasilan umat-Nya. Tuhan akan menghardik belalang pelahap tidak hanya saat ini tetapi seterusnya. Allah mengusir binatang pelahap agar tidak merusak hasil panen mereka. Negeri itu menjadi negeri kesukaan karena tanah tersebut menjadi berkat bagi setiap orang dan setiap orang menjadi kesukaan atas negeri.