z-logo
open-access-imgOpen Access
JATI DIRI PEREMPUAN MENURUT KEJADIAN 1-2 DAN RELEVANSINYA BAGI SIKAP KRISTIANI TERHADAP PENGARUH GERAKAN FEMINISME DI INDONESIA
Author(s) -
Maria Hanie Endojowatiningsih
Publication year - 2013
Publication title -
missio ecclesiae /missio ecclesiae
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2721-8198
pISSN - 2086-5368
DOI - 10.52157/me.v2i2.29
Subject(s) - humanities , art
Gerakan Feminisme lahir dari kerinduan para perempuan ingin keluar dari kungkungan atau tekanan budaya patriarkhat yang cenderung merendahkan dan merugikan kaum perempuan. Dan gerakan Feminisme ini juga berpengaruh dalam Theologia, sehingga melahirkan Theologia Feminisme, yang melahirkan juga pola-pola penafsiran Alkitab, yang menguntungkan kaum perempuan. Gerakan Feminisme di Indonesia bisa memotivasi kaum perempuan untuk mendapatkan hak-haknya. Namun gerakan ini tidak mampu secara tuntas meniadakan budaya patriarkhat yang sudah mendarah-daging di masyarakat Indonesia. Untuk itu, kaum perempuan, terma suk perempuan Kristen tidak bisa memaksakan haknya. Di kalangan Gereja, tentunya bukan karena adanya Gerakan Feminisme barulah orang Kristen memberi penghargaan kepada kaum perempuan secara proporsional, melainkan berdasarkan Firman Tuhan sendiri, khususnya dalam Kitab Kejadian pasal 1-2, di mana perempuan diciptakan Tuhan sejajar dengan laki-laki, yakni menurut gambar atau rupa Allah sendiri, dengan tugas yang sama dalam melaksanakan Amanat Budaya, meskipun peran konkritnya berbeda. Dalam relasinya dengan laki-laki/suami, perempuan bertugas sebagai penolong/ pendukung. Ini satu tugas yang istimewa. Dan bahwa perempuan diciptakan untuk dikasihi dan dilindungi, karena dari satu tulang rusuk yang berasal dari laki-laki.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here