Open Access
BEST PRACTICE BLENDED LEARNING ALTERNATIF MODEL PEMBELAJARAN PADA MASA COVID 19 LEVEL 3 DAN 2
Author(s) -
Mufarrochah Mufarrochah
Publication year - 2021
Publication title -
educator
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2807-8829
pISSN - 2807-8659
DOI - 10.51878/educator.v1i1.582
Subject(s) - physics , humanities , mathematics education , art , mathematics
Pemerintah telah menerbitkan SKB 4 menteri pada 6 September 2021 untuk mendorong penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Hal ini dikarenakan situasi penanganan pandemi semakin membaik. Dengan adanya kebijakan itu guru harus mengubah rencana pembelajaran yang sudah dipersiapkan secara daring diubah menjadi model tatap muka terbatas. Untuk masa transisi ini per jam tatap muka 30 menit sehingga dengan waktu yang relatif pendek itu guru dituntut untuk dapat menyelesaikan tujuan pembelajarannya. Dengan berdasar pada latar belakang di atas guru harus pandai memilih model pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan kondisi situasi terbaru. Blended learning merupakan salah satu alternatif model yang sesuai dengan kondisi saat ini. Blended learning merupakan model yang menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka di kelas. Blended learning merupakan solusi yang tepat dengan adanya perubahan jadwal pembelajaran tersebut. Pembelajaran daring yang sudah dipersiapkan masih bisa dipakai dalam pembelajaran tatap muka. Yakni hal-hal yang terbaik di pembelajaran daring digunakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka. Adapun perencanaan yang telah diterapkan dalam model blended learning ini yaitu Sinkronous langsung (live synchronous); suatu kondisi belajar terjadi pada waktu dan tempat bersamaan. Metode pembelajaran yang terjadi dalam konteks ini adalah ceramah dan diskusi kelompok. Tahap berikutnya Asinkronous Mandiri (Self-paced Asynchronous); suatu kondisi belajar secara mandiri, kapan saja, di mana saja sesuai dengan kondisi. Dalam konteks ini, belajar terjadi tanpa terikat dengan waktu dan tempat. Peserta didik difasilitasi dengan bahan ajar digital yang dikenal dengan istilah learning object dalam beragam format media baik yang berbasis teks, audio, video, animasi, simulasi, permainan atau pun kombinasi. Hasil pembelajaran model blended learning menunjukkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, hasil rata-rata test akhir teks cerita sejarah yaitu 82%