
PEMBUATAN SEDIAAN LULUR SERBUK TRADISIONAL BIJI PEPAYA (Carica papaya L) DAN PATI KEDELAI (Glycine max L) UNTUK MENGATASI KULIT KERING
Author(s) -
Tiya Nurmala,
Reti Puji Handayani,
Farhan Farhan
Publication year - 2020
Publication title -
journal of holistic and health sciences (jurnal ilmu holistik dan kesehatan)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2548-9089
pISSN - 2548-9070
DOI - 10.51873/jhhs.v3i2.51
Subject(s) - food science , physics , biology
Latar Belakang: Setiap orang pernah menderita kekeringan kulit, gatal, bersisik dan kemerahan karena berbagai macam penyebab. Kulit kering atau Xerosis cutis merupakan kelainan kulit dimana kulit menjadi kasar, bersisik, berkeriput dan kurang elastis dibandingkan kulit normal dan kering pada perabaan. Prevalensi xerosis di Indonesia adalah 50%-80% sedangkan pada beberapa negara lain seperti Brazil, Australia, Turki, dan lain-lain adalah 35%-70%. Merawat kulit secara teratur dapat dilakukan menggunakan lulur tradisional dari bahan alam. Penggunaan biji pepaya pada umumnya hanya dibuang atau di tanam atau dimanfaatkan sebagai bibit untuk dibudidayakan, padahal sebenarnya biji pepaya bisa diolah menjadi suatu sediaan yang bermanfaat. Biji pepaya kaya akan manfaat untuk kulit. Selain itu perawatan kulit kering juga dapat dilakukan dengan menggunakan kacang kedelai dan minyak zaitun.
Tujuan: Membuat dan menguji stabilitas sediaan secara organoleptis dan pH pada sediaan lulur serbuk tradisional untuk mengatasi kulit kering dari biji pepaya (Carica papaya L) dan pati kedelai (Glycine max L) dengan minyak zaitun sebagai penambah aroma.
Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan atau action research dengan instrumen lembar pengamatan. Pengujian stabilitas sediaan lulur serbuk tradisional dilakukan selama 3 minggu pada suhu sejuk 100C dan suhu kamar 250C.
Hasil: Menunjukkan bahwa sediaan lulur serbuk tradisional biji pepaya dan pati kedelai yang disimpan pada suhu sejuk 100C memiliki stabilitas organoleptik bentuk, bau, warna serta tidak adanya jamur dan memiliki pH yang lebih baik dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu kamar 250C.
Simpulan: Dari penelitian ini memberikan hasil dan stabilitas yang baik selama 3 minggu. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat melakukan pengujian lain selain uji organoleptis dan pH dengan bentuk sediaan yang berbeda dari bahan biji pepaya dan kacang kedelai.