
KESANTUNAN BERBAHASA PADA MEDIA JEJARING SOSIAL (WHATSAPP) STUDI KASUS GRUP (WHATSAPP) BAHASA INDONESIA DI KAMPUS UTM MATARAM
Author(s) -
Zul Haeri
Publication year - 2021
Publication title -
jurnalistrendi/jurnalistrendi : jurnal linguistik, sastra, dan pendidikan
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2549-0524
pISSN - 2527-4465
DOI - 10.51673/jurnalistrendi.v6i2.781
Subject(s) - humanities , psychology , art
Hal utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kesantunan berbahasa ;pada media jejaring sosial (WhatsApp) sebuah studi kasus grup (WhatsApp) mahasiswa/mahasiswi bahasa indonesia di Kampus Akademi Sekertari dan Manajemen Mataram di singkat seterusnya (ASM). Kelogisan permasalahan yang akan diangkat adalah sebuah percakapan dari mahasiswa/mahasiswi dalam berinteraksi dan berkomunikasi di grup (WhatsApp) Bahasa Indonesia. Hasil dari penelitian ini akan mengajarkan bahasa santun dalam berkomunikasi dengan orang tua, teman, guru, dan dosen di dalam media sosial atau secara langsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan semantik sebagai penganalisisan wacana yang mempertimbangkan makna kebahasaan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode simak dengan tekhnik penganalisisan data menggunakan metode normatif yang digunakan untuk memaparkan pematuhan kesantunan berbahasa yang terdapat pada media sosial (WhatsApp). Data yang ditemukan di Grup WhatsApp menunjukkan tingkat dominasi tertinggi mahasiswa di dalam grup lebih cendrung menggunakan maksim kesimpatian sebanyak 12 kali atau 44% dalam penutur memberikan perhatian, rasa kasih sayang, motivasi. Selain itu, di dominasi oleh maksim melanggar kesimpatian dengan jumlah 7 kali atau 25% dengan penutur mengungkapkan rasa kekecewaan, kekesalan, dan yang ketiga muncul maksim kerendahan hati dengan jumlah 5 atau 20% dengan penutur mengungkapkan rasa hormat, rasa, kesopanan dan etika, keempat muncul maksim kesepakatan dengan jumlah 3 atau 12% dengan penutur mengunkapkan kesepahaman dalam berbicara dan berdialog, selanjutnya maksim ketidak sopanan sebanyak 2 atau 7 % yang diungkapkan dengan bahasa yang tidak pantas untuk di ucapkan karena memiliki makna yang menimbulkan perpecahan dan yang terakhir maksim kedermawanan dengan jumlah 1 atau 4% dengan penutur menunjukkan rasa sosial di hadapan teman-temannya.