
PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMBERANTASAN BUTA AKSARA
Author(s) -
Yusuf Mualo
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal akrab (aksara agar berdaya)/jurnal akrab
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2716-2648
pISSN - 2580-0795
DOI - 10.51495/jurnalakrab.v11i02.354
Subject(s) - literacy , functional illiteracy , context (archaeology) , mathematics education , process (computing) , information literacy , pedagogy , psychology , computer science , political science , geography , archaeology , law , operating system
Literacy education is an effort to empower people in general and illiterate people in particular to increase the power available to them by increasing literacy potential. Literacy is a prerequisite for acquiring other knowledge. Thus literacy learning using local wisdom will be in line with the local context, design, process and functionalization of learning outcomes.This learning model was piloted in the Kupang Regency NTB SKB, because it is one of the areas that is high in illiteracy. The purpose of this model is to describe the quality and effectiveness of the script development of basic literacy learning models based on local wisdom, and its tools in the process of learning disaster mitigation in basic literacy education.The product of this model in the form of teaching materials, learning guides, orthopedic guides, guidance of tutors, and learning outcomes assessment guidelines are then used as a reference for SKB institutions in the implementation of basic literacy learning based on local wisdom.The learning process of this model is carried out by the PNF Unit, namely UTPD SKB Kupang Regency by referring to SKL of basic literacy education which emphasizes the dimensions of attitudes, dimensions of knowledge and skills. The approach used in this learning process is the andragogical and quantum learning approach in the learning process, which is followed by 20 people per group, where the number of lesson hours in this learning process is 38 meetings, with 3 hours per meeting.
AbstrakPendidikan keaksaraan merupakan upaya pemberdayaan bagi warga masyarakat pada umumnya dan penduduk buta aksara pada khususnya untuk meningkatkan daya yang ada pada mereka dengan meningkatkan potensi keaksaraan. Dimana keaksaraan merupakan prasyarat untuk memperoleh pengetahuan lainnya. Dengan demikian dalam pembelajaran keaksaraan dengan menggunakan kearifan lokal akan selaras dengan kontek lokal, desain, proses dan fungsionalisasi dari hasil belajar. Model pembelajaran ini diujicobakan di SKB Kabupaten Kupang Provinsi NTT, karena Kupang merupakan salah satu daerah yang termasuk kategori tinggi buta aksara. Tujuan model pembelajaran ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas dan kefektifan naskah pengembangan model pembelajaran keaksaraan dasar berbasis kearifan lokal. Adapun produk model ini berupa bahan ajar, panduan pembelajaran, panduan ortek, padanduan tutor, dan panduan penilaian hasil belajar yang kemudian dijadikan acuan bagi satuan PNF dalam penyelenggaraan pembelajaran keaksaraan dasar berbsis kearifan lokal. Proses Pembelajaran model ini dilakukan oleh Satuan PNF yaitu UTPD SKB Kabupaten Kupang adalah mengacu pada SKL pendidikan keaksaraan dasar yang menekankan pada dimensi sikap, dimensi pengetahuan dan keterampilan, pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah pendekatan andragogi dan quantum learning dalam proses pembelajarannya, yang diikuti sebanyak 20 orang perkelompok, dimana jumlah jam pelajaran didalam proses pembelajaran ini adalah sebanyak 38 kali pertemuan dengan 1 kali pertemuan sebanyak 3 jam pelajaran.