z-logo
open-access-imgOpen Access
Perkembangan Stasiun Pirusa 1987-1988
Author(s) -
Ami Abdullah Fahmi
Publication year - 2020
Publication title -
jazirah
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2774-3144
pISSN - 2716-4454
DOI - 10.51190/jazirah.v1i1.3
Subject(s) - humanities , physics , forestry , geography , art
Penelitian ini berawal dari Stasiun Pirusa yang mulai dilupakan oleh masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya, padahal stasiun tersebut sudah sangat berjasa dalam memfasilitasi pengangkutan pasir ke Ibukota Jakarta. Tujuan dalam penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai Stasiun Pirusa yang berperan besar dalam pembangunan  gedung-gedung pada masa Orde Baru. Metode yang digunakan adalah metode Sejarah menggunakan pendekatan interdisipliner dengan ilmu bantu ekonomi. Ilmu ekonomi sebagai ilmu bantu untuk mengungkap data dan fakta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori supply and demand. Pencarian fakta dan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka terutama arsip dan buku-buku yang berhubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun ini menjadi stasiun terbesar pengangkut pasir di Indonesia pada zamannya. Hal ini dibuktikan dengan total volume pengangkutan pasir dalam satu tahun (Juli 1987 - Juni 1988) adalah 428.251 m3, rata-rata perbulan adalah 36.600 m3 dengan keuntungan Rp 4.400 sampai Rp 7.400 per m3 bagi perusahaan. Masyarakat sekitar juga mendapatkan keuntungan ekonomi dengan adanya stasiun Pirusa dikarenakan terbukanya lapangan pekerjaan dari kuli kasar pengumpul pasir, penggali pasir, supir truk hingga operator alat berat. Selain itu warga sekitar memanfaatkan banyaknya pekerja dengan membuka warung makan di sekitar stasiun, mereka juga secara ilegal menumpang kereta untuk bepergian ke Bandung dan Jakarta maupun sebaliknya dengan gratis.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here