
Rethinking Sustainable Development Goals (SDGs) among Karen “Longneck” Women Hill Tribe in Northern Thailand
Author(s) -
Maya Dania
Publication year - 2020
Publication title -
kamboti
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2746-475X
pISSN - 2746-4768
DOI - 10.51135/kambotivol1issue1page85-95
Subject(s) - political science , humanities , art
Suku Karen, yang berasal dari cabang kelompok etnis Kayan Burma, kini menjadi bagian terbesar dari populasi etnis dataran tinggi Thailand. Suku tersebut telah bermigrasi ke seluruh perbatasan pegunungan Thailand-Myanmar, sebagai dampak dari konflik bersenjata antara nasionalis Karen dan pemerintah Burma sejak 1950-an dan ketika proses demokrasi tersendat di Myanmar. Dalam dua dekade terakhir, jumlah orang Karen yang bermigrasi ke Chiang Rai telah meningkat karena industri baru pariwisata suku di provinsi tersebut. Namun bagi masyarakat Thailand, masyarakat suku pegunungan masih dianggap makhluk asing, namun mau tak mau, keberadaan mereka harus diintegrasikan ke dalam masyarakat Thailand. Oleh karena itu, pemerintah Thailand mengeluarkan kartu identitas khusus untuk suku pegunungan yang mengidentifikasi mereka sebagai orang dari etnis minoritas, namun bukan warga negara Thailand. Saat ini ada tiga kategori untuk mengakui orang suku pegunungan di Thailand berdasarkan resolusi Kabinet dan undang-undang yang disahkan untuk mencerminkan tingkat penerimaan negara atas status kewarganegaraan. Namun, kebijakan ini membawa makna yang kontradiktif, terutama dalam hal hak kewarganegaraan dan pemenuhan SDGs bagi suku pegunungan. Penelitian ini berfokus pada perempuan Karen "leher panjang" yang tinggal di tambon Nanglae, Amphoe Mueang Chiang Rai, bernama Kayan Lahwi, atau Padaung, sub-kelompok dari Karen Merah. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk secara khusus melihat dampak undang-undang kewarganegaraan Thailand terhadap keberlanjutan sosial-ekonomi perempuan Padaung Karen yang tinggal di tambon Nanglae, Amphoe Mueang, Chiang Rai, saat ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data literatur, wawancara, dan observasi partisipan untuk mengumpulkan informasi. Hasil penelitian mengungkap masalah yang masih menjadi tantangan bagi perempuan suku Padaung Karen di Chiang Rai untuk mencapai target pembangunan keberlanjutan (SDG) dalam pendapatan (SDG 1), ketahanan pangan (SDG 2), kesehatan (SDG 3), dan pendidikan (SDG 4) bagi komunitas mereka.