
GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU YANG MENGALAMI ABORTUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI TAHUN 2012.
Author(s) -
SST Ayu Rosita
Publication year - 2013
Publication title -
jurnal kesehatan bidkemas
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2988-2699
pISSN - 2087-9822
DOI - 10.48186/bidkes.v2i4.25
Subject(s) - gynecology , medicine , physics
Aborsi telah dilakukan oleh 2,3 juta perempuan. Diperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 40-70 aborsi per 100 wanita usia produktif. Umur ibu merupakan salah satu faktor resiko terjadinya abortus, dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman dalam kehamilan, persalinan dan kelahiran yaitu 20-35 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Ciawi pada tahun 2011 ditemukan jumlah kejadian abortus sebanyak 71 kasus. Tujuan penelitian adalah Gambaran umur dan paritas ibu yang mengalami abortus di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif . Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang mengalami abortus di wilayah PKM DTP Ciawi tahun 2011 yang berjumlah 71 orang. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan data yang diambil dari laporan Poned PKM Ciawi tahun 2011. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi untuk menggambarkan tiap-tiap variabel yang akan diteliti
Hasil penelitian adalah sebagian besar ibu hamil yang mengalami abortus di wilayah PKM DTP Ciawi tergolong umur 20-35 tahun, serta sebagian besar ibu hamil yang mengalami abortus di PKM DTP Ciawi termasuk nullipara.
Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini adalah sebagian besar ibu hamil yang mengalami abortus di wilayah PKM DTP Ciawi tergolong umur 20-35 tahun, serta sebagian besar ibu hamil yang mengalami abortus di PKM DTP Ciawi termasuk nullipara. Sehingga dibuat saran yang direkomendasikan adalah Diharapkan Puskesmas lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap masalah kesehatan reproduksi khususnya asuhan selama kehamilan melalui konseling, penyuluhan dan pemberdayaan posyandu. Pihak Puskesmas mencari faktor utama penyebab kejadian abortus pada ibu hamil.