z-logo
open-access-imgOpen Access
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SEBAYA DENGAN PERILAKU MEROKOK REMAJA DI SMAN X TASIKMALAYA TAHUN 2013
Author(s) -
Mitchell Sh
Publication year - 2014
Publication title -
jurnal kesehatan bidkemas
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2988-2699
pISSN - 2087-9822
DOI - 10.48186/bidkes.v1i5.10
Subject(s) - physics , humanities , art
Riskesdas tahun 2010 melaporkan bahwa rata-rata umur mulai merokok secara nasional adalah 17,6 tahun dengan persentase penduduk yang mulai merokok tiap hari terbanyak pada umur 15-19 tahun. Mayoritas prevalensi penduduk yang merokok adalah perokok yang  memiliki umur 15 tahun ke atas yang merokok tiap hari secara nasional adalah 28,2 persen. Sebagaimana perokok setiap hari, prevalensi perokok kadang-kadang tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun (8,1%) dan cenderung menurun dengan bertambahnya umur (Riskesdas, 2010). Dari berbagai data di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya usia memulai merokok diawali pada masa remaja.  Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor lingkungan sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA X di Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013. Jenis Penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh siswa SMA X. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik acak stratifikasi (Stratified random sampling). Penentuan strata berdasarkan tingkatan kelas yaitu ;. Jumlah sampel 320 sampel.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu angke/t kuesioner yang diisi langsung oleh responden. Analisis yang dilakukan diawali dengan analisis univariat, kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat menggunakan uji chi square Hasil penelitian didapatkan bahwa  sebagian besar responden penelitian ini tergolong bukan perokok serta 320 orang responden 155 (48,4%) memiliki lingkungan sebaya yang tergolong baik; sedangkan 165 (51,6%) memiliki lingkungan sebaya yang tergolong tidak baik. Hasil analisis hubungan antara lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok diperoleh bahwa ada sebanyak 22 (42,3%) remaja dengan lingkungan teman sebaya baik sebagai perokok, sedangkan di antara remaja dengan lingkungan teman sebaya tidak baik ada 48 (60,8%) perokok. Hasil uji statistik diperoleh nilai  p = 0,058 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara lingkungan teman sebaya dengan perilaku merokok pada remaja. Saran yang direkomendasikan adalah optimalisasi orang tua dalam memberikan contoh, kemampuan mengontrol teman sebaya serta berkontribusi langsung dalam pendidikan moral kepada anaknya.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here