Open Access
CINA DAN ISLAM DALAM PERGOLAKAN INDONESIA
Author(s) -
Mochammad Junus
Publication year - 2016
Publication title -
mozaic/mozaik
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2527-8738
pISSN - 1978-1768
DOI - 10.47776/mozaic.v2i2.81
Subject(s) - humanities , art
Sejarah merupakan proses yang mencatat tumbuh-kembang aneka ragam nilai-nilai sosial dan moral, kultur serta peradaban umat manusia sepanjang zaman (Candra Setiawan). Sejarah terlahir sebagai langkah awal menampaki dan mensyukuri karunia Tuhan atas kekuatanNya untuk melahirkan, mencipta dan menata alam semesta beserta bentuk di dalamnya. Tanpa sejarah, manusia tidak akan mengenal siapa dirinya, dari mana asalnya, dan hendak kemana ia akan pergi. Karena sejarah diturunkan sebagai penyeimbang perjalanan hidup manusia melalaui nilai- nilai rohani guna menancapkan kebenaran yang tidak kunjung padam meskipun mereka telah tiada, hal ini sebagai konsekuensi kehendak Tuhan atas karunia-Nya.
Sebagaimana juga sejarah panjang hubungan Cina-Indonesia berkaitan dengan kedatangan orang-orang Cina di Indonesia yang jika dilihat dari kurun waktu sudah berjalan cukup lama yakni bersamaan dengan kedatangan orang-orang Islam yang pertama kali[1]. Bahkan lebih dari itu, Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan jika masyarakat Tinghoa adalah bagian dari keturunan Nenek Moyang bangsa kita. Orang-orang Tinghoa bukan mendarat dari luar negeri. Mereka sudah ada sejak nenek moyang kita. Mereka itu sebenarnya orang-orang Indonesia, yang hidup dan mati di Indonesia juga, tetapi karena sesuatu tabir politik, tiba-tiba menjadi orang asing yang tidak asing
Sejarah mencatat adanya hubungan internasional yang terjadi di Asia Tenggara sejak awal Masehi, dan hal ini mengakibatkan masuk-keluarnya tradisi-tradisi besar ke Nusantara, diawali dengan kebudayaan Hindu-Budha pada abad ke 1-5 M, kemudian Islam abad ke 7-13 M, dan abad ke 17 M ada- lah negara-negara Eropa dengan kolonialismenya.