
Tradisi Pesantren dan Kosmopolitanisme Islam di Masyarakat Pesisir Utara Jawa
Author(s) -
Syamsul Hadi
Publication year - 2021
Publication title -
muqoddima
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
ISSN - 2745-7168
DOI - 10.47776/mjprs.002.01.06
Subject(s) - humanities , art , political science , sociology
Penelitian ini bertujuan menjelaskan wajah Islam yang bercorak kosmopolitan dan eksistensi pondok pesantren yang terkait pelestarian tradisi-tradisi Islam di masyarakat pesisir. Implementasi nilai-nilai dan ajaran Islam yang toleran terhadap budaya dan kearifan lokal, tentu menjadi perhatian utama pesantren dalam membangun kohesivitas sosialnya. Penelitian sosial ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma konstruktivisme. Penggalian data dilakukan melalui wawancara mendalam ditambah review dokumen atau kajian literatur yang terkait dengan obyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi pesantren telah mengakar kuat di lingkungan masyarakat pesisir utara Jawa seperti upacara Pangwiwahan, Muludan, Manaqiban dan ritual pembacaan Tahlil/Yasin dan Shalawatan yang justru mendominasi dalam upacara adat Slametan atau Kenduren (tradisi lokal). Tradisi tersebut nampak dipengaruhi karakteristik Islam kosmopolitan yang sudah lama berkembang di masyarakat pesisir Jawa, lebih-lebih di lingkungan kota bandar. Budaya kosmopolitanisme dicirikan oleh suasana komunikasi yang cair, terbuka dengan pihak luar dan keramhtamahan. Dan pada perkembangnya waktak kosmopolitanisme ini juga membentuk formasi sosial yang majemuk dalam pemukiman kota, di mana satu sama lain saling menghargai dan memegang kesamaan nilai, saling tepo selira. Terbentuknya corak serta karakter masyarakat demikian tak luput karena pengaruh budaya bandar. Bahwa bandar dan pelabuhan tidak semata tempat pertukaran atau keluar masuknya barang dan manusia. Bahkan di situ pula ada kontak budaya, pertukaran gagasan dan persinggungan gaya hidup para aktor dari berbagai bangsa dengan latar belakang yang berbeda-beda. Berkat kemampuan dalam beradaptasi dengan segala perbedaan dan selektif terhadap kebaruan yang dipilih terbukti menjadikan pesantren berkembang dinamis, namun tetap memiliki pengaruh yang kuat di kalangan masyarakat pendukungnya.