
Bani Ma'shum: Identitas Keluarga Besar dan Kontestasi Kapital
Author(s) -
Hanifa Maulidia
Publication year - 2020
Publication title -
muqoddima
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
ISSN - 2745-7168
DOI - 10.47776/mjprs.001.01.01
Subject(s) - humanities , art , theology , philosophy
Artikel ini mendeskripsikan identitas sebuah keluarga muslim Jawa yaitu Bani Ma’shum. Kata bani diadopsi dari konsep Arab yang artinya adalah keturunan. Konteks sosial fenomena sosiologi ini adalah komunitas lokal Jatibarang Brebes Jawa Tengah, yang sebagian besar anggota komunitas muslimnya berafiliasi NU. Sebagai identitas keluarga besar berbasis NU, para agen dan para anggota keluarga besar Bani Ma’shum memanfaatkan identitas dan modal-modal yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan ketiga modal yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh Bani Ma’shum. Dalam modal budaya, sebagian besar anggota keluarga Bani Ma’shum menempuh pendidikan berbasis agama Islam, dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang dilanjutkan ke pesantren baik tradisional maupun pesantren modern, dan dilanjutkan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta. Modal simbolik anggota keluarga Bani Ma’shum tampil melalui prestise sebagai keluarga yang terpandang, karena banyak dari anggota Bani Ma’shum yang menjadi tokoh agama dan tokoh sosial Jatibarang. Dalam modal politik, bahwa anak pertama H. Ma’shum ada yang pernah menjabat sebagai Lurah Jatibarang, yaitu H. Abdul Halim. Ketiga modal tersebut berkontestasi dalam arena (field) sosial keagamaan, ekonomi, dan politik di Jatibarang Brebes Jawa Tengah. Dengan memiliki ketiga modal tersebut, memperkuat modal sosial yang dimiliki oleh angota Bani Ma’shum, karena dapat memperkuat jaringan, kepercayaan, dan norma yang mengikat para anggota keluarga besar Bani Ma’shum.