
STRATEGI PEMERTAHANAN BENTUK LEKSIKAL NUMERALIA BAHASA BALI
Author(s) -
Putu Andyka Putra Gotama
Publication year - 2022
Publication title -
lampuhyang
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2745-5661
pISSN - 2087-0760
DOI - 10.47730/jurnallampuhyang.v13i1.88
Subject(s) - humanities , art
ABSTRAK
Bahasa Bali merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Bali. Kita ketahui bersama bahwa bahasa merupakan jati diri pemiliknya (Seloka, 2006: 6). Artinya, bahasa Bali merupakan jati diri dari masyarakat Bali. Oleh karena itu, eksistensi bahasa Bali merupakan “harta” yang patut untuk dipertahankan. Namun, kenyataannya sekarang bahasa Bali sedikit demi sedikit telah mulai digeser keberadaannya oleh pengaruh bahasa lain. Buktinya adalah generasi muda Bali sekarang nampaknya mulai tidak memperhatikan bahasa Ibu mereka. Sebagian besar generasi muda tidak mengetahui apa arti kata telung benang, selikur, sasur, selaé dan yang lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bentuk leksikal numeralia dalam bahasa Bali dan strategi pemertahanan bentuk leksikal numeralia dalam bahasa Bali.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan empiris. Subjek dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, pendidik (guru dan dosen) bahasa Bali, dan para pemerhati bahasa Bali. Kemudian, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara dan studi kepustakaan dengan teknis analisis data melalui reduksi, klasifikasi, display, dan interpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, dalam bahasa Bali terdapat bentuk-bentuk leksika numeralia mulai dari tingkat satuan, puluhan, ratusan, ribuan, sampai pada tingkat pecahan yang paling tinggi. Masing-masing bentuk memiliki nama atau sebutan tersendiri. Kedua, berdasarkan hasil wawancara, teridentifikasi adanya dua strategi yang efektif untuk diterapkan dalam mempertahankan bahasa Bali. Strategi tersebut adalah pembiasaan penggunaan bahasa Bali dalam situasi formal di Bali dan pembiasaan untuk menggunakan bentuk leksika numeralia dalam bahasa Bali pada komunikasi yang terjadi di rumah.
Berdasarkan hasil tersebut peneliti merumuskan beberapa saran, di antaranya, untuk pemerintah diharapkan untuk lebih memperhatikan kaitannya dengan pemertahanan bahasa daerah, dalam hal ini adalah bahasa Bali, bagi masyarakat diharapkan senantiasa membudayakan penggunaan bahasa Bali dalam komunikasi sehari-hari. Selain itu, diharapkan untuk tetap mempertahankan bahasa Bali sebagai bahasa Ibu, bagi pendidik terutama pendidik bahasa Bali, diharapkan untuk menerapkan pembiasaan komunikasi menggunakan bahasa Bali baik di dalam kelas maupun di luar kelas, Bagi mahasiswa diharapkan untuk membudayakan penggunaan bahasa Bali dalam komunikasi sehari-hari di kampus dan di luar kampus, dan bagi peneliti lain diharapkan tetap melakukan kajian terhadap pemertahanan bahasa Bali, sehingga nantinya akan muncul strategi-strategi lainnya yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat.