
Hasil Tanaman pada Beberapa Model Tumpang Sari Kentang (Solanum tuberosum L) dan Kacang Faba (Vicia faba L) di Salaran Getsan Jawa Tengah (1500-1700 mdpl)
Author(s) -
Theresa Vinata Anui,
Dina Banjarnahor
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal triton/jurnal triton
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2745-3650
pISSN - 2085-3823
DOI - 10.47687/jt.v11i2.119
Subject(s) - horticulture , biology
Meningkatnya pengetahuan petani tentang dampak buruk yang berkepanjangan penggunaan pupuk kimia sintetis menjadikan praktik tumpangsari dengan tanaman legum semakin digemari. Penelitian terdahulu menyebutkan tumpangsari dengan tanaman legum dapat menjadi pupuk nitrogen organik. Pada petani kentang, tanaman legum yang syarat hidupnya sama dengan syarat hidup tanaman kentang adalah kacang faba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hasil tanaman pada beberapa model tumpangsari kentang dan kacang faba. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2020 sampai bulan Mei 2020, di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Salaran, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang (ketinggian 1500-1700 mdpl). Perlakuan dalam penelitian ini yaitu kentang dan kacang faba ditanam pada bedengan bermulsa dengan rasio 2:1 (P1), kacang faba ditanam pada setiap sela dua bedengan kentang bermulsa (P2), kacang faba ditanam pada setiap sela bedengan kentang bermulsa (P3), tanaman kentang dengan sistem monokultur yang ditanam pada bedengan bermulsa (P4) dan tanaman kacang faba yang ditanam pada satu bedengan persegi empat tanpa mulsa (P5). Hasil penelitian menunjukkan hasil tanaman kentang tertinggi pada P tetapi hasilnya tidak memenuhi standar varietas granola, serta tanaman kacang faba tidak memberikan hasil. Hasil tanaman kentang demikian karena pada saat pembentukan umbi terjadi serangan penyakit yang menyerang daun sehingga alat fotosintesis terganggu. Hasil kacang faba demikian karena pengaruh suhu lingkungan yang tidak mendukung pembentukan polong.