
Kontribusi Wisata Budaya “Megibung” Terhadap Pengembangan Pariwisata Desa Adat Asak
Author(s) -
Ni Wayan Ari Sudiartini,
Ni Ketut Murdani,
I Dewa Nyoman Usadha,
Agustie Taek
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal ilmiah satyagraha/jurnal ilmiah satyagraha
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2723-5556
pISSN - 2620-6358
DOI - 10.47532/jis.v3i1.9
Subject(s) - humanities , art
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tradisi megibung serta untuk mengetahui sejarah megibung. Tradisi Megibung diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. Tradisi ini dibawa oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem saat menang perang dalam menaklukan kerajaan-kerajaan di Sasak, Lombok. Dahulu, saat prajurit sedang makan, Sang Raja membuat aturan makan bersama dalam posisi melingkar yang dinamakan Megibung. Bahkan, Sang Raja ikut makan bersama dengan para prajuritnya Tata cara megibung yaitu warga menyiapkan makanan di atas nampan yang sudah dialasi daun pisang. Nasi utih yang diletakkan di wadah itu disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayurnya disebut karangan atau selaan. Dari hasil penelitian yang sudah di lakukan yaitu bahwa tradisi megibung ini terdapat beberapa nilai yang terkandung yaitu terdiri dari ; (1). Nilai kekeluargaan.(2). Nilai kebersamaan,(3). Nilai relegius,dan (4). Nilai toleransi