Open Access
Penyimpangan dalam Tafsir Al-Qur'an
Author(s) -
Salman Al Parisi
Publication year - 2020
Publication title -
hikmah : journal of islamic studies/hikmah : journal of islamic studies
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2581-0146
pISSN - 2088-2629
DOI - 10.47466/hikmah.v15i2.138
Subject(s) - humanities , interpreter , philosophy , interpretation (philosophy) , sentence , linguistics , computer science , programming language
Al-Qur'an is the revelation of Allah Almighty which was revealed
as the guidance for human being until the end of time. Therefore,
the Qur'anic text does not change, but its interpretation can be
influenced by various factors that sometimes cause distortion.
Distortion occurs when interpretation is no longer conducted
suitable with predetermined lines, which are methodology of Al-
Qur'an interpretation that has been agreed as the first step for
every interpreter either in language acquisition, understanding
the history of descending Al-Qur'an, supporting sciences related
to it and the 'super strict' conditions that must be possessed by
every interpreter. This article discusses about the factors of
misinterpretation which include following al-Mutashabihat and
ignoring al-Muhkamat, bad judgment, placing the sentence (nas)
not in the proper position, Nasakh claims as the sign of theorem,
nescience towards Sunnah and Athar, more trusting in Isra'iliyyat,
turn away from the ummah agreement and weak in science.
Keywords: factors, Distortion, Interpretation.
Al-Qur’an merupakan wahyu Allah Swt yang diturunkan sebagai
petunjuk bagi manusia sampai akhir zaman. Karena itu, teks
Al-Qur’an tidak mengalami perubahan, namun penafsiran
terhadapnya bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkadang
menyebabkan penyimpangan. Penyimpangan terjadi ketika
penafsiran tidak lagi dilakukan sesuai dengan garis-garis yang
sudah ditetapkan yaitu metodologi penafsiran al-Qur’an yang
sudah disepakati sebagai langkah awal bagi setiap penafsir baik
dalam penguasaan bahasa, memahami sejarah diturunkannya
al-Qur’an, ilmu-ilmu penopang yang berkaitan dengannya serta
syarat-syarat ‘super ketat’ yang harus dimiliki oleh setiap penafsir.
Artikel ini membahas seputar faktor-faktor penyimpangan tafsir
yang di antaranya mengikuti al-Mutāshābihat dan mengabaikan
al-Muhkamāt, penakwilan yang buruk, meletakkan kalimat (nas)
bukan tidak pada posisi seharusnya, klaim Nasakh tanda dalil,
ketidaktahuan terhadap Sunnah dan Āthār, lebih percaya pada
Isrā’iliyyāt, keberpalingan dari kesepakatan umat dan lemah
dalam ilmu pengetahuan.
Kata kunci: faktor-faktor, penyimpangan, tafsir