z-logo
open-access-imgOpen Access
EPISTEMOLOGI TAFSIR AL-JABIRI KRITIK ATAS FAHM AL-QUR`AN, AL-TAFSĪR AL-WĀḌIḤ ḤASBA TARTĪB AL-NUZŪL
Author(s) -
Muhammad Najib
Publication year - 2017
Publication title -
al itqan: jurnal studi al-qur'an/al itqan : jurnal studi al-qur'an
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-6275
pISSN - 2442-255X
DOI - 10.47454/itqan.v1i2.7
Subject(s) - philosophy , humanities
Tulisan ini bermaksud mengkaji tafsir al-Jabiri dalam Fahm al-Qur`ān dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut: Bagaimana epistemologi tafsir al-Jabiri? Apa pendapat alJabiri tentang tartīb al-nuzūl dan pengaruhnya terhadap pemaknaan al-Qur`an? Tafsir al-Jabiri didasarkan pada sumber konteks situasi dan budaya saat mana suatu ayat diturunkan. Hal itu didasarkan pada prinsip bahwa pemaknaan ayat-ayat al-Qur`an harus sesuai dengan makna yang dapat dipahami pada saat ayat tersebut diturunkan. Karena itu tartīb al-nuzūl menjadi aspek terpenting dalam tafsir al-Jabiri. Sebab tartīb al-nuzūl dapat memberikan arah bagi pararelisasi turunnya ayat dengan fase-fase dakwah Rasulullah Ṣalla Allah Alayhi wa sallam yang menciptakan konteks bagi pemaknaan ayat. Dalam menyusun tartīb al-nuzūl al-Jabiri menggunakan tartīb al-nuzūl versi kesarjanaan muslim sebagai acuan yang kemudian dimodifikasi dengan mengadopsi metode penyusunan tartīb al-nuzūl Noldeke dan Blachere. Penyusunan al-Jabiri menghasilkan tartīb al-nuzūl yang sama sekali berbeda dengan versi Noldeke maupun Blachere dan hanya berbeda dalam 13 surah dengan versi kesarjanaan Muslim. Key Words: tafsir al-Jabiri, epistemologi, tartīb al-nuzūl, Noldeke, sarjana Muslim.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here