z-logo
open-access-imgOpen Access
Analisis Sejarah Jam’u Al-Qur’an
Author(s) -
Muzakkir Muhammad
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal al-mubarak
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2715-5692
pISSN - 2548-7248
DOI - 10.47435/al-mubarak.v5i1.293
Subject(s) - humanities , physics , art
Perjalanan panjang yang telah dilalui Al-Qur’an merupakan perjalanan yang setidaknya dapat melahirkan pertanyaan dan keraguan tersendiri, sehingga sebelum itu terjadi Al-Qur’an lebih dahulu menutup secara rapat ruang keraguan dalam diri ummat islam terhadap Al-Qur’an melalui Firman Allah dalamsurah al-H{ijr  ayat 9 sebagai jaminan bahwa Al-Qur’an selalu dan akan selalu terjaga. Penelitian ini menggunakan penelitian liberary researc dengan pendekatan sejarah menggunakan diktat diktat sejarah dan kitab-kitab tafsir dalam mengkaji lebih lanjut sejarah jam’u Al-Qur’an. Kata jam’ sebagaimana disebutkan dalam al-Mu’jam al-Wasi>t} berarti ‘d}amma ba’d}uh ila> ba’d}ih’ (menggabungkan sebahagian ke sebahagian yang lain), yang memiliki makna jam’uhu bi alhifzi dan jam’uhu bi alkitabah yang mana berlangsung di masa hidupnya dan turunnya Al-Qur’an. Dalam penyalinan kembali Al-Qur’an, Abu> Bakar menetapkan dua pedoman. Pertama, penulisan berdasarkankan kepada sumber tulisan Al-Qur’an yang pernah ditulis pada masa Rasulullah saw. yang tersimpan di kediamannya. Kedua, penulisan berdasarkan kepada sumber hafalan para Sahabat penghafal Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan ketelitian beliau dalam menuliskan Al-Qur’an sehingga ia tidak menerima ayat yang akan dituliskannya sehingga disaksikan oleh dua orang saksi. Pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun yaitu pada tahun ke-13 Hijriah di bawah pengawasan Khalifah Abu> Bakar, ‘Umar bin Khat}t}a>b dan para tokoh Sahabat lainnya. Setelah sempurna, kemudian berdasarkan hasil musyawarah maka tulisan Al-Qur’an itu dinamakan Mus}h}af. Pemeliharaan al-Qur’an pasca Khalifah Us\man bin Affan. Dengan bercampurnya banyak suku selain bangsa arab, dan terjadi banyak kesalahan bacaan Al-Qur’an, maka diberilah tanda bacaan baik itu harakat maupun titik pada huruf  hijaiyah dalam Al-Qur’an. Yang memberikan harakat dalam al-Qur’an ialah Abu al-Aswad al-Du’aly, sedangkan yang memberikan titik ialah Nashr bin ‘Ashim dan Yahya bin Ya’mar

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here