
STUDI KOMPERATIF KONSEP PENDIDIKAN DALAM PEMIKIRAN TJOKROAMINOTO, KI HADJAR DAN FREIRE DENGAN UNDANG-UNDANG No. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (SISDIKNAS)
Author(s) -
Abdul Rahman
Publication year - 2017
Publication title -
academy of education journal
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-4031
pISSN - 1907-2341
DOI - 10.47200/aoej.v8i2.368
Subject(s) - humanities , political science , philosophy , art
Suatu hal yang selalu dibicarakan oleh masyarakat di belahan dunia dan menarik untuk disinggung tidak lain ialah pendidikan. Karena berbicara persoalan ekonomi, politik, sosial, dan budaya semuanya selalu di relasikan dengan pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh setiap individu untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain untuk mengembangkan potensi peserta didik, dengan pendidikan pula umat manusia mampu menciptakan peradaban baru lewat penemuan alat-alat teknologi dan berbagai macam alat mutakhir lainnya. Sejarah revolusi industri di Inggris, abad ke-18 ditemukannya gilda-gilda (alat poduksi) merupakan suatu bentuk hasil dari dialegtika ilmu pengetahuan dan perkembangan filsafat Eropa.
Dalam paradigma masyarakat dunia ketiga khususnya Indonesia, sekarang memandang orientasi pendidikan tidak lain hanya untuk bersaing pada dunia kerja dan mendapatkan upah yang besar. Dengan tergabungnya Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ditetapkan Januari 2016 lalu, semakin mengaburkan esensi pendidikan. Karena salah satu efek dari disahkannya kebijakan MEA dalam dunia pendidikan yaitu terjadinya liberalisasi pendidikan dan menciptkan generasi-generasi yang siap kerja serta mampu bertarung dalam ranah pasar bebas. Padahal sudah sangat jelas bahwa pendidikan tidak hanya sebatas untuk bersaing pada dunia kerja, melainkan pendidikan harus mampu menjawab persoalan sosial dan ekonomi politik Negara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah relevansi pendidikan Indonesia, jika dibandingkan dengan konsep pendidikan dalam pemikiran Tjokroaminoto, Ki Hadjar, Freire dan Sisdiknas. Selain itu penelitian tersebut juga bertujuan untuk mengetahui apa sebenarnya esensi dari pendidikan. Dengan menggunakan metode pendekatan historis, sosiologis, deskriptif dan koperatif dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: Pertama pendidikan adalah wadah untuk mengkwalitaskan peserta didik, karena dengan pendidikan umat manusia akan terselamatkan dari kemiskinan intelektual dan ekonomi. Kedua orientasi pendidikan bukan hanya untuk bersaing pada dunia kerja, melainkan pendidikan harus menciptakan generasi-generasi krtis, serta peka dengan lingkungan sosialnya. Ketiga Pendidikan yang membebaskan merupakan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang merdeka.