
Pengajaran Paulus Tentang Hamba Dosa Dan Hamba Kebenaran Menurut Roma 6: 17-18, Sebagai Upaya Pemurnian Iman Orang Kristen
Author(s) -
Yanjumseby Yeverson Manafe
Publication year - 2020
Publication title -
scripta/scripta
Language(s) - Azerbaijani
Resource type - Journals
eISSN - 2722-8231
pISSN - 2685-2144
DOI - 10.47154/scripta.v3i1.36
Subject(s) - humanities , philosophy
Dua masalah yang dihadapi manusia sepanjang hidupnya yaitu kuasa dosa dan kuasa Allah.Tidak ada yang bisa bebas dari kedua hal ini. Posisi seseorang hanya dapat berada di bawah kekuatan dosa atau di bawah kuasa Allah. Sebelum Adam dan Hawa manusia pertama jatuh ke dalam dosa mereka hidup sempurna sesuai dengan firman Allah dan Allah sendiri sebagai ukuran standart hidup mereka. Semua alam semesta diperuntukkan bagi mereka agar berkuasa penuh atasnya, namun manusia tetaplah ciptaan yang harus taat pada penciptanya, ia mempunyai kelemahan-kelamahan baik dari segi fisik, intelektual, rohani dan moral. Dari keterbatasan itulah dosa dengan gampang masuk melalui suatu keputusan yang secara bebas diambil oleh manusia (Kej. 3). Iblis telah menanamkan benih keragu-raguan pada manusia mengenai kebaikan Allah. J Murray mengatakan bahwa manusia memberikan tempat bagi iblis yang hanya boleh diduduki oleh Allah saja kemudian menyetujui serangan iblis yang bersifat paling menghujat kedaulatan Allah karena menginginkan baginya hak-hak khusus Allah.