z-logo
open-access-imgOpen Access
KESANTUNAN BERBAHASA PARA PASANGAN CALON DALAM DEBAT CALON GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA KAJIAN SOSIOPRAGMATIK
Author(s) -
Abdul Aziz
Publication year - 2021
Publication title -
sebatik
Language(s) - Spanish
Resource type - Journals
eISSN - 2621-069X
pISSN - 1410-3737
DOI - 10.46984/sebatik.v25i1.969
Subject(s) - humanities , psychology , art , political science
Penelitian ini menjelaskan tingkat kesantunan berbahasa para pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dari segi, jenis tindak tutur, gaya dan majas yang dituturkan, strategi bertutur, dan  penerapan prinsip kesantunan oleh para paslon tersebut dalam Debat Pilkada DKI Jakarta. Berdasarkan hasil analisis data, didapat empat simpulan. Pertama, ditemukan lima jenis tindak tutur oleh para paslon dalam debat Pilkada DKI Jakarta, yaitu  jenis tindak tutur ekspresif, dalam bentuk menyindir, mengkritik, mengeluh, mengecam; jenis tindak tutur representatif, dalam bentuk menyatakan, melaporkan, membual, menyebutkan, menjelaskan, memberitahukan; jenis tindak tutur direktif, dalam bentuk mempengaruhi, mengajak, menghimbau, memaksa, meyakinkan, meminta, menawarkan; jenis tindak tutur komisif, dalam bentuk  menjanjikan; dan jenis tindak tutur deklaratif, dalam bentuk  melarang. Jenis tindak tutur yang paling dominan digunakan adalah tindak tutur ekspresif dengan bentuk menyindir. Kedua, ditemukan tiga jenis majas sebagai pengungkap gaya berbahasa oleh para paslon, yaitu majas sarkasme, majas sinisme, dan majas ironi. Majas yang paling dominan digunakan adalah ironi. Ketiga, ditemukan empat strategi bertutur yang digunakan oleh para paslon, yaitu strategi bertutur, terus terang tanpa basa-basi, kesantunan negatif, kesantunan positif, dan strategi samar-samar. Strategi yang dominan digunakan oleh parapaslon adalah bertutur terus terng tanpa basa-basi (strategi bertutur langsung).Keempat, ditemukan pelanggaran secara dominan terhadap penggunaan enam prinsip kesantunan berbahasa dalam Debat Pilkada DKI Jakarta, yaitu pelanggaran terhadap prinsip kebijaksanaan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan, dan  prinsip kesimpatikan, sedangkan  pematuhannya sedikit sekali digunakan. Berdasarkan persentase temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan unsur kesantunan para paslon dalam Debat Pilkada DKI berada dalam tingkat keterancaman muka ‘agak tinggi’ dengan kategori ‘kurang santun”.  

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here