z-logo
open-access-imgOpen Access
Sikap Waspada Terhadap Ketamakan Akan Kekayaan (Lukas 12:13-21)
Author(s) -
Tiur Imeldawati,
Iwan Setiawan Tarigan,
Warseto Freddy Sihombing
Publication year - 2021
Publication title -
areopagus
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2623-1670
pISSN - 1693-5772
DOI - 10.46965/ja.v19i1.608
Subject(s) - humanities , theology , glory , philosophy , physics , optics
AbstrakKetamakan akan kekayaandapat dimiliki oleh siapa saja, termasuk oleh orang percaya. Ketamakan dapat mengalihkan fokus orang percaya kepada hal-hal yang bersifat duniawi seperti mencari banyak harta dan menghalalkan segala cara untuk menjadi kaya. Dalam Injil Lukas, Yesus dengan jelas memberikan peringatan akan bahaya ketamakan yang dapat menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Alkitab tidak melarang orang percaya menjadi kaya—kaya di hadapan Allah, itulah yang dikehendaki-Nya. Kekayaan adalah titipan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya. Perumpamaan yang Yesus mengajarkan bagaimana mengelola kekayaan untuk kemuliaan Allah,yang jauh lebih berkenan dari pada sekedar mengumpulkan kekayaan dan menikmatinya sendirian.Kata kunci : Ketamakan, mengumpulkan harta, kaya di hadapan Allah Abstract Greed for wealth can be owned by anyone, including Christians. But, greed can shift Christians’ focus to worldly things, like finding a lot of wealth and justifying any means to be rich. In Luke's Gospel, Jesus asserts against the dangers of greed can lead people to God’s destruction. The Bible does not forbid believers to be rich — rich before God, what He wills. Wealth is a gift God has given to His people. Jesus’ parable taught how to manage wealth for glory of God, is more pleasurable than accumulating wealth and enjoying it alone.Keywords: greedy, collect treasure, rich before God

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here