Open Access
Kajian terhadap Fenomena Dipenuhi Roh Kudus Berdasarkan Efesus 5:18-21
Author(s) -
Jacob Timisela
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal teologi gracia deo
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2655-6871
pISSN - 2655-6863
DOI - 10.46929/graciadeo.v2i1.29
Subject(s) - theology , philosophy
This study aims to present biblical facts about the consequences when believers are filled with the Holy Spirit based on Ephesians 5: 18-21. Some people are taught that people who are filled with the Holy Spirit must be able to speak in tongues or what is called tongues. This research is qualitative research using the method of exegesis and inductive exposition approach to Ephesians 5: 18-21, so that its contents are expected to provide input in the form of the correct understanding of the consequences of being filled with the Holy Spirit in the lives of believers. As a result, being filled with the Holy Spirit results in believers having a right relationship with God, and having a relationship and communication spiritually and effectively with others, both in words and in attitudes of life, so that they are not limited to understanding that, filled with the Holy Spirit can result in someone having to be able to speak in tongues or in tongues.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan fakta alkitabiah tentang akibat apabila orang percaya dipenuhi dengan Roh Kudus berdasarkan Efesus 5:18-21. Sebagian umat diajarkan bahwa, orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus itu harus dapat berkata-kata dalam bahasa roh atau yang disebut sebagai bahasa lidah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan eksegesis dan eksposisi secara induktif terhadap Efesus 5:18-21, sehingga hasinya diharapkan dapat memberikan masukan berupa pemahaman yang benar tentang akibat dipenuhi dengan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Hasilnya, dipenuhi dengan Roh Kudus mengakibatkan orang percaya memiliki hubungan secara benar dengan Tuhan, dan memiliki hubungan dan komunikasi secara rohani dan efektif dengan yang sesamanya, baik dalam perkataan maupun dalam hal sikap hidup, sehingga tidak hanya dibatasi pada pemahaman bahwa, dipenuhi dengan Roh Kudus dapat mengakibatkan seseorang harus bisa berbahasa roh atau bahasa lidah.