z-logo
open-access-imgOpen Access
Ketetapan Tentang Sabat Bagi Umat Israel dalam 10 Hukum Tuhan dan Relevansinya Bagi Orang Percaya Masa Kini
Author(s) -
Kristiana Anik
Publication year - 2020
Publication title -
sanctum domine
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2722-0079
pISSN - 2088-8236
DOI - 10.46495/sdjt.v9i2.68
Subject(s) - humanities , physics , art , philosophy
Pada saat mendengar kata sabat, kecenderungan banyak orang langsung mengaitkannya dengan istirahat, atau kebiasaan gereja Advent beribadah di hari Sabtu bahkan dengan salah satu hukum dalam 10 hukum yang terdapat dalam Keluaran pasal 20, meskipun sebenarnya pengertian sabat lebih luas dari semua hal tersebut. Pembicaraan tentang sabat juga merupakan topik yang sangat menarik, apalagi jika dikaitkan dengan polemik yang berkembang dalam masyarakat berkenaan dengannya. Bukan hanya pengertian istirahat yang muncul dalam pemikiran banyak orang ketika mendengar kata sabat, tetapi juga kudus. Sabat hampir selalu dikaitkan dengan hal menguduskan atau kudus Pertanyaan mendasar yang penting untuk direnungkan adalah, untuk apa Tuhan memberi ketetapan tentang Sabat kepada umat-Nya? Jika memperhatikan Keluaran 20:8-11 dapat disimpulkan bahwa penetapan Sabat mengingatkan bahwa TUHAN adalah Sang Pencipta. Sedangkan jika memperhatikan Imamat 23:4-44, nyatalah bahwa penetapan Sabat dimaksudkan agar umat Israel dapat mengakui bahwa TUHAN adalah pemberi nafkah dan pemelihara. Ketetapan tentang Sabat adalah  perintah dan ketetapan Allah yang diberikan Allah bagi umat-Nya. Segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah itu baik adanya dan berguna bagi umat-Nya. Demikian juga dengan ketetapan atau peraturan tentang Sabat. Ketetapan Sabat mengajar supaya umat Tuhan menghormati Allah dan memiliki waktu khusus untuk beribadah dan menyembah Dia. Tuhan adalah pencipta yang mahakuasa dan berdaulat atas segala ciptaan-Nya. Sabat juga mengajar tentang kepedulian. Selain peduli terhadap waktu khusus untuk beribadah kepada Allah, umat Tuhan juga harus peduli dengan sesama. Umat Tuhan saat ini melakukan ketaatan terhadap ketetapan Sabat dengan memberi waktu khusus untuk beribadah. Bukan dengan cara yang kaku dan terkesan legalistik. Kasih terhadap sesama juga perlu mendapat pertimbangan utama. 

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here