
TINGGI BADAN REMAJA DI DAERAH ENDEMIS GONDOK DI NGARGOYOSO KARANGANYAR: A CROSS SECTIONAL STUDY
Author(s) -
Siti Munawaroh,
Asadullah Fathy Muhammad,
Selfi Handayani
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal kedokteran universitas palangka raya/jurnal kedokteran universitas palangka raya
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2723-5890
pISSN - 2355-0015
DOI - 10.37304/jkupr.v9i2.3526
Subject(s) - physics , gynecology , humanities , medicine , philosophy
Pendahuluan: Asupan yodium yang kurang dapat menimbulkan berbagai gejala termasuk gondok atau pembesaran kelenjar tiroid yang disebut juga Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Yodium diperlukan untuk membentuk hormon tiroid yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Tidak terpenuhinya kebutuhan yodium dapat menyebabkan hipotiroidisme, penyerapan kalsium terhambat, gangguan metabolisme karbohidrat dan protein, dan gangguan pertumbuhan, seperti tinggi badan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tinggi badan antara remaja di daerah endemis gondok dan daerah non endemik gondok di Karanganyar. Metode: Penelitian cross sectional yang dilakukan di Karanganyar yang terbagi menjadi dua, yaitu di Ngargoyoso sebagai daerah endemis gondok dan di Colomadu sebagai daerah bebas gondok. Sampel penelitian adalah remaja fase akhir, yaitu siswa SMK kelas XII. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dan diperoleh 187 responden. Data diperoleh dari pengukuran tinggi badan remaja kemudian dianalisis secara menggunakan uji t independen. Hasil: Rerata tinggi badan pada kelompok remaja daerah endemis gondok (N = 84) adalah 162,29 dan remaja di daerah bebas gondok (N = 103) adalah 167,01. Hasil analisis uji t-independen terhadap tinggi badan kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p = 0,001). Kesimpulan: Tinggi badan remaja di daerah endemis gondok di kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyer lebih rendah dibandingkan remaja di daerah non-endemis gondok