
[The Law of Out-Of-Marriage Children to Become Prayer Priests] Hukum Anak Luar Nikah Menjadi Imam Solat
Author(s) -
Zulkifli Mohd,
Engku Muhammad Tajuddin Engku Ali,
Jamalluddin Hashim,
Asiah Bidin
Publication year - 2018
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 1985-7667
pISSN - 2289-6325
DOI - 10.37231/jimk.2018.18.1.294
Subject(s) - prayer , principle of legality , law , islam , sharia , religious studies , political science , worship , sociology , criminology , theology , philosophy
The position and status of illegitimate children have often become a discussion in society, including associating the legality of their acts, especially in the matter of worship. This article aims to explain the Islamic views on the status of an illegitimate child and the legality of congregational prayer led by them. Some writings and fatwas issued by authorities at the national and international level were analyzed. The results showed that an illegitimate child must be respected and treated as an independent human being. However, his status cannot be attributed to his biological father. The jurists also have consensus opinion that an illegitimate child can become an imam in a prayer if all the conditions and criteria have been met and if there is no other person who is eligible to lead the prayer. However, they have different views in situations where there is an illegitimate child with the other persons who is eligible to become an imam. Based on a comparative analysis on the jurists’ arguments, it is concluded that the opinion to allow the illegitimate child to become an imam is stronger and more suitable to be followed in the current society.
Keywords: Child Out of Wedlock, Illegitimate Child, Imam, Congregational Prayer, Biological Father
Kedudukan dan status anak luar nikah sering menjadi perbincangan dalam masyarakat termasuk mengaitkan kesahan tindakan mereka khususnya dalam perkara ibadat. Artikel ini bertujuan menghuraikan pandangan Islam terhadap status anak luar nikah dan hukum anak luar nikah menjadi imam solat berjemaah. Beberapa penulisan serta fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh pihak berkuasa fatwa di peringkat kebangsaan dan antarabangsa dirujuk dan dianalisis. Hasil kajian menunjukkan anak luar nikah tidak sah tarafnya dan tidak boleh dibinkan kepada bapa biologinya. Meskipun begitu, status mereka sebagai seorang manusia yang merdeka perlu dihormati dan dilayan sebagaimana manusia biasa. Para fuqaha juga telah sepakat mengharuskan anak luar nikah menjadi imam dalam sembahyang jika syarat dan kriteria seorang imam dapat dipenuhi serta sekiranya tiada orang lain yang sah tarafnya yang layak dan boleh menjadi imam. Jika ada bersama anak luar nikah tersebut orang lain yang sah tarafnya yang layak dan boleh menjadi imam, para fuqaha telah berbeza pendapat mengenai keharusan anak luar nikah menjadi imam. Hasil daripada perbandingan antara pendapat-pendapat fuqaha terdahulu, pendapat yang mengharuskannya lebih kuat dan lebih sesuai untuk diterima pakai dalam suasana semasa dan realiti masyarakat pada hari ini.
Kata kunci: Anak Luar Nikah, Anak Tidak Sah Taraf, Imam, Solat berjemaah, Bapa Biologi